Presiden Ukraina Zelenskiy Ingin Ketemu Vladimir Putin Bahas Status Donetsk dan Luhansk

- 9 Maret 2022, 18:32 WIB
Kolase Foto Presiden Ukraina Volodynyr Zekenskiy dan Presiden Rusia Vladimir Putin
Kolase Foto Presiden Ukraina Volodynyr Zekenskiy dan Presiden Rusia Vladimir Putin /Pixabay

PORTAL JOGJA - Salah satu alasan Rusia melakukan invasi militer ke Ukraina seperti yang dilakukan Presiden Vladimir Putin adalah mengakui kedualatan Repubik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk.

Kedua negara itu telah memsiahkan diri dari Ukraina di wilayah timur. Sementara Presiden Volodymyr Zelenskiy menganggap mereka adalah kelompok separatis yang didukung Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zeleskiy mengatakan memiliki solusi tentang Krimea, Luhansk, dan Donetsk di negarannya.

Sebagaimana sebelumnya, Luhansk dan Donetsk mendeklarasikan sebagai negara independen dibantu oleh Rusia dan keluar dari negara Ukraina.

Baca Juga: Rusia Sebut Ukraina Punya Laboratorium Biologis Didanai Amerika Serikat Kini Dihancurkan

Volodymyr Zelenskiy pun mengatakan memiliki solusi untuk status kemerdekaan Luhansk dan Donetsk.

Akan tetapi, Zelenskiy ingin bertemu terlebih dahulu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas soal itu.

"Kami memiliki solusi yang mungkin bisa menyelesaikan ini. Yang perlu dilakukan (Rusia) adalah Presiden Putin harus mulai berbicara (dengan kami)," katanya, dikutip dari TASS, Rabu 8 Maret 2022.

Zelensky menambahkan mengakui dua wilayah di timur Ukraina sebagai negara independen adalah hal yang sulit. Terlebih, mengakui Krimea merupakan bagian teritorial Rusia.

Sehingga, ia tidak ingin mengambil keputusan tersebut dengan gegabah sebelum melakukan diskusi dengan Vladimir Putin.

Baca Juga: Atta Halilintar Berulangkali Minta Maaf Pada Putrinya: Ya Allah Nak, Maafin Papa Ya

Rusia telah menyatakan janjinya untuk menyediakan koridor kemanusiaan di Ukraina pada Rabu, 9 Maret 2022.

Pihak Rusia akan memberikan kesempatan bagi warga sipil Ukraina agar melarikan diri dari berbagai kota ke negara lain yang lebih aman.

Namun sebelumnya Ukraina menolak karena pembukaan gate koridor kemanusian itu semua mengarah ke Rusia dan Belarus. Sementara Ukraina lebi setuju ke negara tetangga lainnya seperti Polandia.

Hal yang mendorong Rusia untuk membuat janji tersebut adalah jumlah pengungsi yang tercipta oleh serangannya sudah melampaui 2 juta orang.

Baca Juga: Aktris Angelina Jolie Kunjungi Pengungsi Korban Perang di Yaman : Krisis Kemanusiaan Terburuk di Dunia

Dilansir dari Reuters, Kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia, Mikhail Mizintsev mengatakan bahwa pasukan Rusia akan diam dan mengamati sementara waktu.

Artikel ini sebelumnya tayang di Pikiran-Rakyat.com 9 Maret 2022 dengan judul "Presiden Ukraina Punya Solusi untuk Status Donetsk dan Luhansk, Minta Bertemu dengan Vladimir Putin". ***(Mitha Paradilla Rayadi/Pikiran-Rakyat.com)

 

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Pikiran-Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah