Didi Global Mulai Kerjakan Delisting Dari New York, Untuk Mengejar Listing di Hong Kong

- 3 Desember 2021, 12:16 WIB
Raksasa transportasi online Didi Global Inc (DIDI.N) mengatakan perintah peraturan agar aplikasinya dihapus dari toko aplikasi di China dapat mengurangi pendapatan, sementara perusahaan China baru yang terdaftar di AS lainnya juga mendapati diri mereka menjadi subjek investigasi keamanan siber
Raksasa transportasi online Didi Global Inc (DIDI.N) mengatakan perintah peraturan agar aplikasinya dihapus dari toko aplikasi di China dapat mengurangi pendapatan, sementara perusahaan China baru yang terdaftar di AS lainnya juga mendapati diri mereka menjadi subjek investigasi keamanan siber //Reuters

PORTAL JOGJA – Raksasa ride-hailing China Didi Global (DIDI.N) akan delisting dari bursa saham New York dan melanjutkan listing di Hong Kong, katanya pada hari Jumat, setelah bertabrakan dengan regulator China dengan mendorong IPO US $ 4,4 miliar pada tahun Juli.

Perusahaan membuat pengumuman pertama di akun Weibo-nya yang mirip Twitter.

"Menyusul penelitian yang cermat, perusahaan akan segera memulai delisting di bursa New York dan memulai persiapan untuk listing di Hong Kong," katanya.

Ia kemudian mengatakan dalam pernyataan bahasa Inggris terpisah bahwa dewannya telah menyetujui langkah tersebut.

"Perusahaan akan mengadakan rapat pemegang saham untuk memberikan suara mengenai masalah di atas pada waktu yang tepat di masa depan, mengikuti prosedur yang diperlukan," katanya.

Baca Juga: Senat AS Memamas Bersiap Berikan Suara Soal Pemerintah Mendanai RUU

Reuters melaporkan pekan lalu mengutip sumber bahwa regulator China telah menekan eksekutif puncak Didi untuk menyusun rencana delisting dari New York Stock Exchange karena kekhawatiran tentang keamanan data.

Perusahaan terus maju dengan listing di New York meskipun regulator mendesaknya untuk menunda sementara tinjauan keamanan siber terhadap praktik datanya dilakukan, sumber mengatakan kepada Reuters.

Didi juga bersiap untuk meluncurkan kembali aplikasinya di negara tersebut pada akhir tahun sebagai antisipasi bahwa penyelidikan keamanan siber Beijing terhadap perusahaan tersebut akan selesai pada saat itu, Reuters melaporkan awal bulan ini.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah