SPR didirikan pada 1970-an setelah Embargo Minyak Arab untuk memastikan Amerika Serikat memiliki pasokan yang cukup untuk menghadapi keadaan darurat.
Beberapa orang yang akrab dengan masalah ini memperingatkan bahwa negosiasi atas pelepasan pasokan yang terkoordinasi belum diselesaikan dan juga belum ada keputusan akhir yang dibuat tentang apakah akan melakukan tindakan spesifik pada harga minyak.
Gedung Putih menolak mengomentari isi rinci percakapan dengan negara lain.
"Tidak ada keputusan yang dibuat," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
Selama berminggu-minggu, Gedung Putih mengatakan sedang "berbicara dengan konsumen energi lain untuk memastikan pasokan energi global dan harga tidak membahayakan pemulihan ekonomi global," tambah juru bicara itu.
Setelah Reuters melaporkan diskusi Gedung Putih, minyak mentah berjangka AS diperdagangkan pada $78,18, turun dari penutupan $78,36 per barel, sementara Brent turun menjadi $80,21 setelah berakhir pada $80,28 per barel.
Baca Juga: Nirina Zubir Murka, Laporkan Mantan ART Yang Lancang Gelapkan Harta Ibundanya Senilai Rp17M
Sebelum berita itu, minyak mentah AS dan patokan global Brent mencatat harga penyelesaian terendah sejak awal Oktober, dengan Brent turun 1,7% dan minyak mentah AS turun 3% untuk hari itu.
OPEC, yang dipimpin oleh Arab Saudi dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, telah menambahkan sekitar 400.000 barel per hari ke pasar setiap bulan, tetapi telah menolak seruan Biden untuk peningkatan yang lebih cepat, dengan alasan kenaikan permintaan bisa rapuh.
Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan pada hari Selasa bahwa dia memperkirakan surplus pasokan global akan muncul segera setelah Desember.