Kasus Sosialita Ghislaine Maxwell dan Jeffrey Epstein Menyeret Nama Pangeran Andrew dari Inggris

- 30 Maret 2021, 15:38 WIB
ilustrasi penolakan terhadap perdagangan manusia.
ilustrasi penolakan terhadap perdagangan manusia. /Hermes Rivera/Unsplash/

PORTAL JOGJA - Nama Ghislaine Maxwell dan Jeffrey Epstein cukup jarang terdengar di kalangan masyarakat Indonesia.

Namun dua tokoh ini desebut sebagai pelaku pelecehan seksual dan perdagangan seks di AS yang dalam perkembangannya menyeret nama Pangeran Andrew dari Inggris.

Milyader Jeffrey Epstein terserat dalam kasus pelecehan seksual dan perdagangan seks terhadap anak di bawah umur pada tahn 2008. Kasus itu terbongkar setelah adanya laporan dari orang tua salah satu gadis yang baru berusia 14 tahun yang mengaku dipaksa untuk melayani Epstein.

Baca Juga: Scarlett Johansson Sempat Menderita Pneumonia Saat Syuting Film 'Black Widow'

Meskipun mendapat hukuman, tapi sekeluarnya dari penjara, tindakan Epstein yang melakukan pelecehan seksual dan perdagangan seks terus berlanjut. Konon korbannya mencapai 36 gadis, beberapa diantaranya yang baru berusia 14 tahun.

Konon, selain memenuhi nafsu seksual Epstein, gadis-gadis ini juga disodorkan kepada orang-orang berkuasa di seluruh dunia. Termasuk tokoh politik, pangeran dan selebriti.

Ini juga yang menyebabkan bisnis Epstein dalam bidang keuangan seakan tidak tersentuh.

Baca Juga: 7 Tahun Ditutup, Kedutaan Perancis di Libya Kembali Beroperasi

Selagi melakukan pelecehan seksual dan perdagangan seks, Epstein diketahui berpacaran dengan sosialita Ghislaine Maxwell. Bukannya membantu para korban, Maxwell malah terindikasi membantu Epstein dalam melakukan pelecehan seksual.

Akhirnya pada Juli 2019, Epstein ditangkap pihak kepolisian setelah semakin banyak korban yang memberikan kesaksian. Sayangnya pada Agustus 2019 Epstein diduga melakukan bunuh diri di dalam sel penjaranya.

Jaksa AS pada Senin, 29 Maret 2021 menambahkan dua tuduhan baru kepada Ghislaine Maxwell, yaitu ikut serta dalam konspirasi perdagangan seks dan perdagangan seks untuk anak di bawah umur.

Dakwaan Jaksa juga menambahkan jangka waktu keterlibatan perempuan Inggris ini dalam kasus tersebut dari tiga tahun menjadi sepuluh tahun.

Korban pelecehan seksual sering kali ditipu untuk mendapatkan uang berlimpah dengan pekerjaan yang mudah. Awalnya, para korban yang biasanya merupakan penduduk di daerah miskin Florida diberi iming-iming beberapa ratus dolar AS untuk melakukan pijat kepada pelaku.

Ternyata pijat yang dilakukan adalah pijatan telanjang dan seksual kepada Epstein. Korban tidak berdaya untuk menolak.

Tidak hanya itu, para korban juga diiming-imingi untuk bekerja di luar negeri atau di pulau penuh dengan selebriti, namun berakhir menjadi budak seksual klien dan teman dari Epstein.

Virginia Giuffre adalah salah satu korban dan saksi yang banyak memberikan informasi mengenai perilaku Epstein dan Maxwell.

Perempuan kelahiran tahun 1983 yang berprofesi sebagai tukang pijat profesional ini terjerat dalam lingkaran pelecehan seksual dan perdagangan seks.

Menurut Giuffre yang kini telah menikah dan memiliki tiga orang anak, Maxwell memaksanya untuk berhubungan seks dengan pria-pria berkuasa.

Salah satunya adalah dengan Pangeran Andrew, duke of York, dari Inggris, ketika Giuffre baru berusia 17 tahun.

Namun tuduhan ini dibantah oleh Pangeran Andrew. Istana Buckingham juga telah membantah hal ini dengan keras dan berulang kali.

Semasa hidupnya, Epstein memang dikenal berhubungan dekat dengan Pangeran Andrew. Foto mereka berdua beberapa kali tersebar di media massa pada saat itu.***

 

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah