Pemerintah China Coba Pengaruhi Sri Lanka untuk Gunakan Vaksin Sinopharm, Bukan AstraZeneca

- 31 Januari 2021, 19:32 WIB
Vaksin Sinopharm
Vaksin Sinopharm /Tangkapan layar twitter @ChinaEmbSL/

PORTAL JOGJA - Kedutaan Besar China di Kolombo Sri Lanka, diduga memaksa Perdana Menteri Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa, untuk menyetujui vaksin Sinopharm, yang diproduksi oleh pemerintah China.

Pemerintah China memutuskan untuk memberikan 300.000 dosis vaksin kepada Sri Lanka, salah satu mitra utama China dalam Belt and Road Initiative(BRI) di Wilayah Samudra Hindia.

Dalam sebuah pernyataan China di akun twitter kedutaan besar China di Sri Lanka bahkan mendorong Sri Lanka untuk menggunakan vaksin Sinopharm dengan menyebutkan angka keberhasilan di sejumlah negara.

Baca Juga: Kasus Baru Covid-19 di DIY 254 Kasus, Terbanyak Kabupaten Bantul 

Beberapa pemimpin negara memang telah menerima suntikan vaksinasi covid-19 dari Sinopharm seperti Presiden Seychelles (Afrika Timur), Perdana Menteri dan Wakil Presiden Uni Emirat Arab, Perdana Menteri Bahrain, Perdana Menteri Yordania, dan Menteri Kesehatan Serbia.

Serbia dan Hungaria adalah dua negara Eropa yang juga menggunakan vaksin covid-19 Sinopharm asal China.

Belt and Road Initiative adalah program global dari Pemerintah China untuk menghubungkan seluruh dunia dalam satu jalur, mulai dari Asia, Eropa, Afrika, Timur Tengah dan Eropa.

Baca Juga: Gunung Merapi Hari Ini Kembali Muntahkan Awan Panas Sejauh 600 Meter 

Bagi India, program ini merupakan proses pendominasian politik, ekonomi dan militer China yang mengancam India dan negara sekitarnya.

Paksaan halus pemerintah China ini diduga dilakukan setelah pada Kamis, 28 Januari 2021 Sri Lanka menerima 500.000 dosis vaksin covid-19 dari India.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N

Sumber: India Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah