Sebagian Warga Myanmar Memprotes Kudeta di Myanmar dalam Bentuk Tato

15 Maret 2021, 11:11 WIB
ILUSTRASI Tato, /*/PIXABAY

PORTAL JOGJA – Warga di Myanmar memiliki cara baru dalam memprotes perebutan kekuasaan oleh militer, yang telah memicu aksi kekerasan di negara itu.

Sebagian warga memilih untuk mengungkapkan kebebasan mereka berekspresi dalam bentuk tato.

Mereka pun menulis kata-kata seperti  "Kebebasan dari Ketakutan" atau "Revolusi Musim Semi" di tubuh mereka.

Sementara yang lain memilih untuk menggambar wajah pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi atau sapaan tiga jari gerakan tersebut.

Baca Juga: Cerita Dibalik Golden Ticket Dzaki Sukarno, Sempat Berbohong Tak Lolos Hingga Akhirnya Berlinangan Air Mata

Baca Juga: Elizabeth Hurley Tetap Cantik di Usia 55 Tahun, Ini Rahasia Diet Sehat yang Dijalaninya

Motif tato ini menjadi semakin populer sejak junta merebut kekuasaan pada 1 Februari, kata sebuah salon tato di Myanmar.

Seperti dilansir dari Reuters lebih dari 80 orang telah tewas dan 2.100 orang ditangkap dalam tindakan kekerasan oleh polisi dan pasukan keamanan pada protes harian di seluruh negara Asia Tenggara, kata sebuah kelompok advokasi.

"Saya merasa seperti kehilangan masa depan ketika mendengar berita pada 1 Februari. Saya merasa sangat kesakitan dan tidak ingin melupakan rasa sakit itu selamanya," kata seorang wanita berusia 23 tahun di sebuah ruang tamu di Yangon, yang tidak ingin disebutkan namanya.

Dia berkata bahwa dia mendapatkan pesan "Kebebasan dari Ketakutan" yang tertulis di tubuhnya sehingga dia tidak akan pernah melupakan rasa sakit itu dan untuk menunjukkan kepada generasi yang lebih muda "bagaimana kita menyingkirkan sistem ini."

Baca Juga: Rose Blackpink Ternyata Punya Ritual Harus Makan Nasi Sebelum Tampil di Atas Panggung

Baca Juga: Seekor Singa Jalani Operasi Vasektomi Karena Menghamili Dua Singa Betina dalam Setahun

Banyak seniman tato memberikan jasanya kepada orang-orang secara gratis untuk menunjukkan solidaritas pada hari-hari setelah kudeta pada awal Februari.

Setelah ada laporan bahwa beberapa di antara mereka ditangkap, banyak panti yang berusaha merahasiakannya meski terus menawarkan diskon besar.

“Mereka mengancam kami dengan senjata. Tapi revolusi kita tidak akan menang jika kita takut, Jadi kita harus menyingkirkan ketakutan semacam ini untuk menang dalam revolusi kita,” kata seorang pelanggan di Yangon.***

Editor: Chandra Adi N

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler