Network
Awan Pratama yang diperankan oleh aktor ganteng Atalarik Syach memiliki istri pertama yang bernama Melati.
Melati dituduh membunuh seorang pria bernama Nadir. Padahal pembunuh sebenarnya adalah Bima Alvano.
Secara kebetulan, Bima Alvano adalah musuh bebuyutan dari Awan Pratama. Dalam sebuah pertandingan balap mobil, Bima mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.
Akibatnya, istri dari Bima, yaitu Galuh tidak terima akan hal ini dan memendam kebencian kepada Awan Pratama.
Kebencian itu dia turunkan kepada kedua putranya, Bastian (diperankan oleh Erdin Werdrayana) dan Darwin yang melihat kematian ayah mereka.
Awan Pratama bahkan menyita rumah Bima Pratama, menyebabkan Galuh dan kedua anaknya terlunta-lunta.
Kisah berlanjut ketika anak-anak bersekolah. Bastian dan Darwin bersekolah di SD negeri, sedangkan ketiga anak Awan Pratama bersekolah di sekolah swasta dengan bangunan gedung yang megah.
Bastian yang melihat ketiga anak perempuan tersebut iseng melempar permen karet dan terkena rambut Tiana.
Kaget, Bastian melarikan diri. Darwin yang berada di tempat itu dituduh menjadi pelakunya. Namun Tiana membela Darwin, sehingga pandangan Darwin terhadap Tiana yang notabene anak dari musuh keluarganya, berubah.
“Mencintaimu di antara ketidakmungkinan dan keinginan,” tulis Tiana dalam sebuah pesawat kertas yang ditujukan kepada Darwin.
