Network
Di Indonesia sendiri, meskipun siswa SD, SMP dan SMA juga menggunakan pakaian yang seragam, namun selain itu, tidak diseragamkan.
Di Jepang, sebagian besar siswa diwajibkan mengenakan seragam sekolah. Namun beberapa sekolah bahkan mengatur lebih jauh dengan mengatur tas mana yang boleh mereka bawa, buku dan merek sepatu apa yang boleh mereka kenakan selama kelas olah raga.
Baca Juga: Airmata Aurel Lebih Banyak Bercucuran Saat Minta Doa Restu Ashanty Daripada Ibu Kandungnya Sendiri
Seakan tidak cukup aturan berpakaian ini, sekolah juga mengatur pakaian dalam warna apa yang harus dikenakan.
Beberapa sekolah memiliki aturan yang mengatakan bahwa siswa harus mengenakan pakaian dalam putih polos. Meskipun tidak digunakan di semua sekolah, tapi nampaknya aturan ini cukup umum diketahui.
Pemilihan warna putih polos sebagai pakaian dalam seolah-olah ditentukan dengan alasan, agar bra siswa perempuan tidak akan terlihat melalui blus seragam mereka yang berwarna putih juga. Ini juga memperlihatkan kesucian dan kesopanan dalam berpakaian.
Namun, kata-kata spesifik dari aturan kode berpakaian itu bukanlah ‘pakaian dalam tidak boleh terlihat,’ tetapi ‘pakaian dalam harus putih,’.
Akibatnya, aturan ini berdampak pada pemeriksaan kepatuhan siswa yang memakai ‘pakaian dalam putih’, dan bukan karena bra mereka terlihat atau tidak ketika memakai seragam berwarna putih yang biasa digunakan siswa Jepang ketika musim panas.
Di beberapa sekolah, pemeriksaan kepatuhan siswa dilakukan oleh seorang guru, yang secara berkala menarik tali bra siswa perempuan melalui kerah mereka untuk memeriksa warnanya.
Seorang siswa SMP Nagasaki bahkan melaporkan bahwa seorang guru perempuan akan masuk ke ruangan untuk mengecek warna pakaian dalam para siswa perempuan, ketika mereka sedang berganti pakaian untuk kelas olah raga.
