Gelar Panen dan Kukuhkan JATAM Klaten, Muhammadiyah Berharap Kesejahteraan Petani Naik Kelas

- 9 Juli 2023, 06:54 WIB
Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah selenggarakan panen padi, pengukuhan Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) sekaligus sarasehan petani di Desa Gempol, Kecamatan Karanganom, Klaten, pada, Sabtu (8/7).
Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah selenggarakan panen padi, pengukuhan Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) sekaligus sarasehan petani di Desa Gempol, Kecamatan Karanganom, Klaten, pada, Sabtu (8/7). /istimewa/

PORTAL JOGJA – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah selenggarakan panen padi, pengukuhan Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) sekaligus sarasehan petani di Desa Gempol, Kecamatan Karanganom, Klaten, pada, Sabtu (8/7).

Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamin menyebut, panen bukan saja mencerminkan hasil dari sebuah ikhtiar. Tetapi juga di setiap rahim ikhtiar mengandung harapan dan doa agar kelak lahir panen.

“Meski kadang janin ikhtiar yang dikandungnya mengalami keguguran atau gagal panen. Alhamdulillah, hari ini Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Klaten melakukan panen,” ungkapnya.

Baca Juga: KARUIZAWA Shirt Buka Concept Store Pertama di ASHTA District 8 Jakarta

Dalam hemat Yamin, agenda panen sekaligus Pengukuhan JATAM Klaten terkandung empat harapan. Keempatnya kembali pada ikhtiar menaikkan kelas kesejahteraan petani. Bukan hanya yang tergabung dengan JATAM, tapi petani secara luas.

Pertama, optimisme. Tamparan kanan kiri terhadap petani tidak menyurutkan spirit pengabdiannya untuk menjaga tetap tegaknya tonggak kedaulatan pangan.

Betapa tidak, terjangan ancaman musim panas dan el nino, hempasan impor pangan, harga hancur-hancuran di saat panen tapi melangit di saat tanam, tidak menyurutkan nyali petani termasuk JATAM tetap berdiri tegak menjadi soko guru pangan Indonesia.

Kedua, ekonomi berkeadilan. Setiap sesuap nasi yang kita santap di meja makan, telah melalui perjalanan panjang dan mata rantai berliku yang melibatkan petani kumuh belepot di sawah sampai, warung kelontong, juragan beras, pejabat, bahkan politisi berdasi.

“Dari jalan hulu hilir tersebut tampaknya jalan petani masih penuh lobang menganga, terjal mendaki dan tajam berduri. Meratakan jalan ekonomi petani yang berkeadilan itu harapan yang lahir dari panen ini,” kata Yamin.

Ketiga, ekosistem pemberdayaan. Merangkai pilar pilar ekonomi menjadi satu bangunan yang yang kokoh saling mengokohkan bukan memojokkan, saling mendukung bukan menikung, saling mengangkat bukan menghujat, saling mengisi bukan menggembosi, saling menguntungkan bukan membuntungkan, itu harapan petani harapan JATAM.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x