Sugeng memaparkan, sesuai dengan arahan Sri Paduka, elaborasi dengan kebudayaan perlu dilakukan. Misalnya pada usia kehamilan 4 bulan, dilakukan mapati. Secara medis, 4 bulan janin mulai menendang. Pada pada saat itu, perlu dipastikan apakah sudah sesuai dengan perkembangan atau belum.
“Ini adalah pitutur luhur yang sering tidak diterjemahkan secara sanepo. Misalnya sudah lahir, sudah merangkak itu ada tedak siten. Bayi merangkak memilih barang apa yang disediakan. Ini sebenarnya yang kita pastikan adalah pada usia seperti itu, motorik anak sudah berkembang atau belum, intuisinya judah ada atau belum. Itu maksudnya,” tutup Sugeng.***