17 RTLH di Bantul Selesai Dibangun, Berikan Hunian Dengan Fasilitas Lengkap

- 19 Desember 2023, 08:05 WIB
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meninjau hasil penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) terintegrasi yang telah selesai dibangun di Imogiri, Bantul.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meninjau hasil penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) terintegrasi yang telah selesai dibangun di Imogiri, Bantul. /Humas DIY/

PORTAL JOGJA - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meninjau hasil penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) terintegrasi yang telah selesai dibangun di Imogiri, Bantul. Program penanganan RTLH terintegrasi di Bantul ini menangani 11 rumah di Kelurahan Wukirsari dan 6 unit rumah di Kalurahan Karang Tengah, dengan sumber pendanaan dari Dana Keistimewaan.

Sri Sultan mengatakan, program penanganan RTLH terintegrasi ini adalah program baru dari Pemda DIY untuk membantu warga masyarakat yang kurang mampu untuk memiliki rumah yang lebih layak huni. RTLH yang dimaksud memiliki kategori rumah dengan konstruksi atap, dinding, lantai, sanitasi, akses air minum, hingga luas perkapita yang tidak memadai.

Sarana dan prasarana yang turut dibangun diantaranya adalah perbaikan jalan dan talud, penyediaan air bersih, penyediaan Penerangan Jalan Umum atau PJU, pembangunan gapura lar badak dan bantuan TPS atau tempat pengolahan sampah. RTLH juga dilengkapi akses jalan selebar 2,5 hingga 3 m, dan dibangun menggunakan paving holland. Variasi dan pola warna yang dipakai adalah natural hijau dan kuning yang melambangkan warna keistimewaan.

Baca Juga: Sinopsis Film The Amazing Spider-Man 2: Kisah Penuh Aksi dan Emosi

“Sekarang kita coba untuk penanganan RTLH terintegrasi. Pemerintah punya program untuk toilet tapi kalau air tidak masuk nggak mungkin warga itu akan bikin toilet. Jadi hal-hal seperti ini menjadi bagian dari membangun kesadaran sehat bagi warga masyarakat. Ada penyediaan listrik juga dan sebagainya. Ini bisa jadi model yang perlu kita kembangkan untuk seluruh DIY,” jelas Sri Sultan pada Senin (18/12) di usai mengunjungi rumah di Wukirsari.

Sri Sultan menambahkan, “Selama ini program-program yang diselenggarakan itu sekedar rumah kurang bagus diperbaiki saja. Tapi kebutuhan sarana lain tidak terintegrasi. Belum ada PLN ya berarti belum ada listrik, tidak ada air. Nah ini dicoba menjadi bagian integrasi membangun rumah baru tapi fasilitasnya yang belum ada.”

Selain meninjau rumah program penanganan RTLH, Sri Sultan juga bertandang ke Padukuhan Singosaren, Imogiri, Bantul. Warga menginisiasi pengembangan destinasi wisata perbukitan Watu Gagak. Dari sebuah bukit gersang, mereka berhasil mengubahnya menjadi destinasi yang membanggakan. Keberhasilan Desa Wisata Kalurahan Wukirsari sebagai salah satu dari 75 desa wisata terbaik dalam kompetisi Anugerah Desa Wisata Indonesia Tahun 2023 adalah bukti nyata dari potensi luar biasa yang dimiliki wilayah ini.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, atas peresmian penanganan RTLH terintegrasi di serta peresmian beberapa bantuan keuangan kepada kelurahan-kelurahan di Kabupaten Bantul, dirinya sangat berterimakasih. Banyak bantuan-bantuan fasilitasi yang dikucurkan oleh Gubernur DIY untuk peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui RTLH Terintegrasi, peningkatan derajat kesehatan melalui beberapa bantuan penanganan sampah, serta bantuan-bantuan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi. Diantaranya untuk bantuan spot-spot pariwisata berbasis masyarakat atau yang dikenal sebagai CBT atau Community Best Tourism yang dikelola langsung oleh masyarakat.

Kabupaten Bantul meluncurkan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) melalui Program Pemberdayaan Masyarakat berbasis pedukuhan dengan skema BKK yang kita titipkan kepada kalurahan-kalurahan. Setiap padukuhan mendapatkan 50 juta, dan diberikan pada 933 padukuhan, dengan jumlah total 46,6 miliar rupiah dari sumber Dana Keistimewaan.

“Fokus kita pada uang 50 juta itu untuk mengatasi masalah sampah, menangani Posyandu yang fokus pada gizi buruk dan stunting dan untuk mendukung pendidikan anak usia dini,” kata Halim.

Sementara itu terkait RTLH, Kepala Dinas PUP-ESDM DIY, Anna Rina Herbranti mengatakan, pekerjaan 11 unit rumah di Wukirsari dilewati dengan jalan lingkungan sepanjang 660 m, talut sepanjang 229 m, penerangan jalan umum sepanjang 1030 m atau sejumlah 69 titik dengan jarak 15 m dan penanda kawasan berupa gapura lar badak sejumlah 1 unit. Dibangun pula Tempat Pengelolaan Sampah atau TPS seluas 36 m2 dengan total seluruh anggaran untuk penanganan di Padukuhan Karangasem senilai Rp 3,9 M.

Untuk 6 unit rumah di Karangtengah, dilengkapi dengan penerangan jalan umum sebanyak 16 unit, 1 unit penanda kawasan berupa gapura lar badak, dengan total anggaran senilai 1,2 m. “Pembangunan infrastruktur di Imogiri diharapkan dapat menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi wisata masyarakat, khususnya bagi para pengrajin Kriya Kulit Tatah Sungging,” tutur Anna.

Baca Juga: Mie 'Srimi' Inovasi Mie Instan Mocaf dari Sriharjo Bantul

Dalginem, warga Karangtengah, Imogiri yang rumahnya masuk pada penanganan RTLH mengaku senang dengan program ini. Nenek 78 tahun yang tinggal bersama 2 cucunya ini tidak menyangka rumahnya menjadi sasaran program pemerintah. Ia mengatakan, proses pembangunan berlangsung cepat, hanya dalam kurun waktu 3 bulan saja.

“Alhamdulillah, maturnuwun, rumahnya sae, ayem, tentrem (terimakasih, rumahnya bagus, jadi ayem tentrem). Sakniki langkung sae, becik. Maturnuwun sanget sampun diparingi omah sae, becik (sekarang lebih bagus, terimakasih sekai sudah diberi rumah bagus),” kata nenek bersahaja ini.***

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah