Network
PORTAL JOGJA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwana X, berkesempatan memberi nama gunungan hasil bumi pada Pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2023 di Waduk Sermo, Kokap, Kulon Progo, DIY. Gunungan hasil bumi itu diberi nama Bumi Dana.
"Saya beri nama Bumi Dana. Kalau bahasa Indonesianya yakni karena ini semua hasil dari pada bumi kita sendiri." ucapnya.
Gunungan Bumi Dana ini berisi seribu hasil bumi yang merupakan partisipasi dari seluruh empat kapupaten dan satu kota di DIY. Beraneka ragam sayur dan buah seperti wortel, cabe merah, terong ungu, mentimun, kol, salak, sawi putih, kacang panjang, jagung, dan sebagainya menjadi elemen pembentuk gunungan tersebut.
Bumi Dana atau juga berarti pemberian bumi, memberi pesan semoga kita menjadi menggunakan pemberian bumi dengan bijak serta senantiasa menjaga kelestarian alam agar hasil bumi dapat terus melimpah di masa depan. Sebagai simbol sedekah dari bumi, gunungan ini kemudian diperebutkan oleh masyarakat yang hadir pada acara Pembukaan FKY 2023.
Baca Juga: Daftar Event Hari Ini di Yogyakarta, Ada Lomba Gobak Sodor dan Workshop Tari Anak
Sebelumnya, dalam sambutannya Sri Sultan Hamengkubuwana X mengatakan bahwa tema FKY tahun ini yaitu “Kembul Mumbul” merupakan ungkapan cinta masyarakat pada budaya dan juga kesadaran ketahanan pangan menjadi akar dari identitas masyarakat Yogyakarta.
“Orkestrasi ini menyuarakan pesan penting dalam tertib pada pola makan, bijak dalam penggunaan air irigasi, cermat dalam pengendalian hama dan penyakit, mahir dalam penggunaan peralatan, dan mensyukuri dengan penuh suka cita saat panen tiba. Semangat inilah yang pada hari ini sudah seharusnya turut membentuk fondasi kolaborasi dan kesadaran kita akan ketahanan pangan,” kata Gubernur DIY seperti dikutip dari channel Youtube Festival Kebudayaan Yogyakarta.
Tentang ketahanan pangan yang menjadi tema besar FKY 2023, B.M. Anggana selaku Ketua FKY 2023 menyatakan bahwa FKY 2023 ingin berdiri dengan kesadaran baru mengenai ketahanan pangan dan permasalahan lain yang menyertainya. Sedangkan judul utama “Kembul Mumbul” ini menitikberatkan pada keterlibatan warga Yogyakarta secara penuh.
“Dari berbagai program itu, kita menyadari bahwa ketahanan pangan berasal dari daya hidup warga, dan juga bertujuan kepada seluruh warga masyarakat, khususnya dalam hal ini Daerah Istimewa Yogyakarta,” ucap Anggana.
