Pedagang Pasar Tempel Diajak Kurangi Plastik dan Kelola Sampah

- 26 Agustus 2023, 05:00 WIB
Bupati Sleman saat Sosialisasi Pedagang Pasar “OBAH” atau Olah dan Bersihkan Sampah bagi para pedagang di Pasar Tempel
Bupati Sleman saat Sosialisasi Pedagang Pasar “OBAH” atau Olah dan Bersihkan Sampah bagi para pedagang di Pasar Tempel /Prokompim/

PORTAL JOGJA - Pasca penutupan TPA Piyungan mulai Juni hingga September 2023, Pemerintah Kabupaten Sleman berupaya untuk menangani dan mencegah adanya timbunan sampah. Salah satunya melalui sosialisasi pengelolaan sampah mandiri kepada masyarakat umum.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman menyelenggarakan Sosialisasi Pedagang Pasar “OBAH” atau Olah dan Bersihkan Sampah bagi para pedagang di Pasar Tempel, Sleman, pada Jumat (25/8/2023). Sosialisasi tersebut digelar sebagai upaya optimalisasi pengelolaan sampah terutama di pasar.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyampaikan, Kabupaten Sleman merupakan penyumbang sampah terbanyak di TPA Piyungan, yaitu 320 ton per harinya, mengingat bahwa Sleman memiliki penduduk terbanyak di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu 1,1 juta jiwa ditambah dengan 300.000 pendatang. Pasar pun tidak luput dari perhatian karena menjadi salah satu penyumbang sampah di Kabupaten Sleman.

Baca Juga: Keunggulan Galaxy Z Fold5 yang Seamless Connected Buat Hadapi Era Society Masa Kini

“Saya berharap agar para pedagang di sini dapat memilah-milah sampah baik itu kertas, plastik, maupun sampah organik,” jelas Kustini.

Kustini menjelaskan bahwa para pedagang dan pembeli tidak dilarang menggunakan plastik, tetapi menyarankan agar mengurangi penggunaan plastik di pasar. Menurutnya, peran para pedagang maupun pembeli untuk memanfaatkan tas belanja akan sangat berharga untuk mencegah adanya timbulan sampah di Kabupaten Sleman.

“Akan lebih baik jika sampah-sampah plastik dapat didaur ulang atau dimanfaatkan menjadi barang yang lebih berguna. Saya juga berharap kepada bapak ibu semua dapat menunjukkan bahwa Sleman itu kabupaten yang sehat dan bersih serta memiliki warga yang peduli kepada lingkungan,” lanjut Kustini.

Kustini juga menegaskan agar para pedagang di Pasar Tempel dapat menjadi pioner untuk pemilahan sampah di pasar dan bisa saling mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Ia juga mengingatkan agar jangan sampai membakar sampah plastik karena asapnya berbahaya bagi kesehatan.

Sejalan dengan hal tersebut, Haryadi, praktisi lingkungan yang memberi pelatihan pengelolaan sampah kepada pedagang Pasar Tempel membenarkan bahwa asap yang dihasilkan dari pembakaran sampah plastik mengandung racun yang berbahaya bagi kesehatan terutama paru-paru.

Baca Juga: Turunkan Masalah Kemiskinan, Ketimpangan dan Polemik Sampah, Ini Strategi Pemprov DIY

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah