Fenomena Klitih Marak Terjadi, Ini Langkah Bupati Sleman: Sport Center dan Wifi Gratis

- 2 Januari 2022, 13:33 WIB
Ilustrasi aksi kriminal di jalanan (klitih)
Ilustrasi aksi kriminal di jalanan (klitih) /Pixabay

POTAL JOGJA - Maraknya kasus klitih yang terjadi di wilayah Kabupaten Sleman kian meresahkan. Beberapa waktu lalu, kasus klitih telah mengakibatkan jatuhnya korban luka.

Fenomena kekerasan di jalanan ini menjadi perhatian Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo. Menanggapi kasus tersebut, Kustini menyebut perbuatan kriminal (klitih) ini merupakan kasus yang perlu segera diselesaikan dengan melibatkan seluruh pihak dalam penyelesaiannya.

Menurut Kustini, remaja usia produktif memiliki kesempatan untuk menjadi anak kreatif dengan memberikan kesempatan terlibat dalam kegiatan positif baik di bidang akademis maupun non-akademis seperti kegiatan olahraga, kesenian dan lainnya.

Baca Juga: Lima Hari Lagi, Tiket MotoGP Sirkuit Mandalika Mulai Dijual, Termahal Rp15 Juta

"Dari beberapa kasus yang terjadi, anak-anak ini rata-rata masih kurang edukasi, terutama akibat dari perbuatan itu sendiri yang bisa berurusan dengan hukum. Jika anak-anak yang punya energi lebih ini diarahkan pada hal-hal positif, tentu akan sangat bagus," ungkap Kustini saat ditemui di Pendopo Parasamya Setda Sleman.

Kustini sepakat, jika tindakan klitih merupakan tindakan kriminal yang tidak dibenarkan dalam norma masyarakat maupun hukum. Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh stakeholder terkait untuk terlibat di dalam permasalahan ini terutama peran aktif dari orang tua.

"Sebenarnya ini perlu kepekaan dari orang tua juga. Aktifitas anak di atas jam 21.00 Wib itu ngapain aja perlu dipantau dan harus tegas juga kalau hanya untuk main atau nongkrong. Karena kalau dari keluarga saja istilahnya membiarkan, tentu ini tidak akan selesai," jelas Kustini.

Tak hanya melalui kerjasama, Pemkab Sleman sudah sejak lama menaruh perhatian pada kasus klitih dengan mengaktifkan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR).

Kelompok yang diisi oleh remaja ini selain berkontribusi dalam pembentukan pelayanan informasi dan konseling tentang Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja, namun juga mengedukasi tentang perilaku menyimpang.

"Ini kan sebenarnya bahasa antar remaja ya. Kita juga sudah lakukan itu dan akan diintensifkan lagi melalui PIKR dan edukasi sebaya hingga tingkat Dasawisma. Saya yakin jika komunikasi antar remaja berjalan maksimal, klitih akan semakin berkurang dan selesai," terang Kustini.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah