Kajian Risiko Gempa Bumi, Wilayah Kabupaten Sleman Bagian Tengah dan Timur Masuk Kategori Sedang hingga Tinggi

- 18 Desember 2021, 12:59 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi /pixabay

PORTAL JOGJA - Hasil kajian risiko bencana gempa bumi menunjukkan terdapat 3 kelas risiko bencana di Kabupaten Sleman, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hal tersebut disampaikan Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo, pada acara peresmian pemasangan sensor seismograf di kawasan Candi Abang, Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu 18 Desember 2021.

Untuk kelas risiko sedang hingga tinggi mendominasi wilayah Kabupaten Sleman bagian tengah dan timur, hal ini diantaranya dipengaruhi oleh tingginya ancaman bencana gempa bumi di Sleman bagian tengah dan timur.

Sementara kelas risiko rendah hingga sedang mendominasi Kabupaten Sleman bagian dan utara. Untuk di Kapanewon Berbah sendiri hasil kajian risiko bencana gempa bumi menunjukkan berada di kelas risiko sedang.

Baca Juga: Pemerintah Kembali Tunda Pemberangkatan Umrah Hingga 2022, Varian Omicron Jadi Alasan Utama

Kabupaten Sleman terus mendorong keterlibatan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana dengan peningkatan kapasitas masyarakat diantaranya melalui pembentukan Desa Tangguh Bencana.

Hal ini bertujuan untuk mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan sekaligus meningkatkan kapasitas sebagai upaya menekan risiko bencana.

Kabupaten Sleman saat ini memiliki 69 Desa Tangguh Bencana yang tersebar di 86 Kalurahan di Kabupaten Sleman. Selain itu penguatan kapasitas masyarakat dan pemerintah dilakukan melalui gladi lapang.

Selain itu dilakukan pendidikan bencana sejak dini melalui satuan pendidikan aman bencana sebanyak 6 sekolah. Serta membentuk dan membina forum komunikasi komunitas relawan sleman yang mewadahi 59 komunitas relawan.

Dalam acara peresmian pemasangan sensor seismograf di lokasi sensor seismograf dengan kode Sensor SYJI, Kecamatan Candi Abang, Yogyakarta tersebut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, melakukan peresmian yang menandai dimulainya instalasi 17 seismograf di seluruh wilayah Indonesia.

Pada acara tersebut dilakukan pula live streaming dengan BMKG Pusat langsung dari ruang operasional Pusat Gempa Nasional guna memastikan data seismograf dengan kode stasiun SYJI ini telah masuk dengan baik dalam sistem InaTEWS.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah