LAPAN Informasikan Hari Senin 7 Juni 2021 Terjadi Hujan Meteor, Ini Cara Melihatnya

- 7 Juni 2021, 09:29 WIB
hujan meteor Arietid
hujan meteor Arietid /instagram/

PORTAL JOGJA - Fenomena astronomi berupa hujan meteor terjadi hari ini Senin 7 Juni 2021.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan hari Senin 7 Juni 2021 akan terjadi hujan meteor Arietid. Masyarakat dapat menyaksikan langsung hujan meteor tersebut.

"Hujan meteor ini dapat disaksikan saat menjelang fajar dari berbagai tempat di Indonesia," Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emanuel Sungging Mumpuni seperti dikutip dari Antara, Minggu 6 Juni 2021.

Emanuel mengatakan hujan meteor Arietid telah aktif sejak 14 Mei hingga 24 Juni 2021. Namun puncaknya akan terjadi Senin ini.

Baca Juga: Video Viral! Sepasng ABG Berciuman Terekam Kamera CCTV di Kebun Teh Kemuning Karanganyar

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 7 Juni 2021: Andin Dengar Cerita Pengurus Panti, Andin Mewek dan Peluk Reyna

Untuk waktu terbaik pengamatan hujan meteor biasanya dapat dilakukan pada saat dini hari.

"Hujan meteor bisa diamati dari wilayah Indonesia, biasanya dini hari," kata Emanuel.

Dia mengatakan, fenomena tersebut dapat diamati dengan menggunakan mata telanjang, tanpa perlu bantuan alat teleskop atau binokuler.

"Yang penting gelap tanpa polusi cahaya," ujar dia.

Dikutip dari lapan.go.id, hujan Meteor Arietid adalah hujan meteor yang titik radian (awal kemunculan meteor)-nya terletak di konstelasi Aries tepatnya dekat bintang Botein (Delta Arietis).

Baca Juga: Cara Daftar dan Trik Lolos Pendafatran Kartu Prakerja Gelombang 17 Raih Rp2,55 Juta, Login www.prakerja.go.id

Baca Juga: Ganjar Disentil Paling Jadi Menteri, PDIP Bisa Usung Puan-Anies, Masih Ada AHY, Airlangga dan Prabowo

Hujan meteor ini merupakan satu-satunya hujan meteor yang dapat disaksikan ketika siang hari. Aktif sejak 14 Mei silam hingga 24 Juni mendatang.

Puncaknya terjadi pada tanggal 7 Juni dengan intensitas 50 meteor per jam ketika di zenit, sehingga untuk wilayah Indonesia intensitasnya berkurang menjadi 19-20 meteor per jam.

Hujan meteor ini diduga berasal dari sisa debu asteroid Icarus dan komet periodik 96P/Machholz meskipun sumber utamanya tidak dapat diketahui dengan pasti. ***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah