China Kaget Indonesia Borong Pesawat Tempur Rafale dan F-15 EX, Padahal Duku Diejek Beli Nyicil

20 Februari 2022, 15:23 WIB
Pesawat tempur Rafale buatan Perancis yang diincar Menhan Prabowo./Reuters /

PORTAL JOGJA - Indonesia melakukan modernisasi Altsista secara besar-besaran mulai tahun ini.

Indonesia memesan 42 pesawat tempur Rafale Prancis, 36 F-15 EX dan jet tempur Boramae dari Korea Selatan.

Modernisasi Alutsista ini sempat mengagetkan China dan negara-negara di kawasan ASEAN hingga Indo Pasifik.

China nampaknya menyoroti serius pembelian Rafale dan Indonesia.

Pembelian puluhan Rafale yang dilakukan Indonesia mengagetkan banyak pihak termasuk China.

Karena saat itu anggaran pertahanan Indonesia terbatas, maka proses modernisasi alutsista juga lambat.

Baca Juga: Lockheed Martin Amerika Serikat Bakal ak Ekspor Pesawat Angkut C-130J di Kawasan Indo Pasifik dan Indonesia

Sebelum membeli Rafale secara masif, Indonesia membeli jet tempur secara ketengan alias sedikit demi sedikit.

Contoh saja Su-27/30, dibeli ada yang bekas pakai, baru dan senjata pun diakuisisi secara terpisah.

Perlu waktu hampir satu dekade bagi Indonesia untuk mempersiapkan operasional Su-27/30 miliknya agar full combat.

Kini Indonesia membuat program pengadaan F-16 52ID dari Amerika Serikat (AS).

Dulu sebanyak 24 unit F-16 52ID dibeli Indonesia dalam kondisi second hand.

ndonesia membeli Fighting Falcon bekas pakai USAF dan Air National Guard yang sebelumnya sudah disemayamkan di kuburan pesawat AMARG Arizona.

Baca Juga: Eko Patrio Akui Menangis Jadi Saksi Pernikahan Adik Ayu Ting Ting

Pemerintah Indonesia menyadari harus beli baru karena secara berbagai aspek akan menguntungkan Indonesia di masa depan.

Rafale dan F-15 Eagle II merupakan jawaban pemerintah dalam membeli jet tempur baru.

"Akuisisi Rafale untuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara mencakup solusi turnkey lengkap, dengan paket komprehensif yang mencakup pelatihan awak pesawat, dukungan logistik untuk beberapa pangkalan udara Indonesia, dan pusat pelatihan dengan dua simulator misi penuh.

Kemampuan “omnirole” Rafale yang unik akan memberi Indonesia alat untuk kedaulatan dan kemandirian operasional, memperkuat perannya sebagai kekuatan regional utama.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Malam Ini 20 Februari 2022: Reyna Ketemu, Aldebaran dan Andin Terharu

Industri Indonesia akan mendapatkan keuntungan dari pengembalian industri yang substansial, tidak hanya di sektor penerbangan, tetapi juga di semua bidang kerja sama utama lainnya yang berkaitan dengan portofolio luas teknologi ganda yang dikuasai oleh Dassault Aviation dan mitra industrinya, Safran Aircraft Engines dan Thales," papar dassault-aviation.com, 10 Februari 2022 mengenai pembelian Rafale.

Indonesia juga membutuhkan jet tempur baru untuk menghadang China di Natuna Utara.

Gangguan China di Natuna Utara atau sekitar Laut China Selatan dinilai tak bijak bila cuma disikapi dengan diplomasi.

Hard Power macam Rafale dan F-15 Eagle II diperlukan untuk menangkal pergerakan unsur China di sana.

Efek pembelian Rafale dan F-15 Eagle II Indonesia nyatanya benar-benar membuat China gelisah.

Baca Juga: Aurel Ungkap Keluhan Saat Makin Dekati Hari Persalinan: Ngilu Banget

Pengamat militer China, Fu Qianshao mendedahkan bahwa Rafale merupakan jet tempur dengan profil kuat dimana ia bisa melakukan beragam macam misi.

"Sebagai pesawat tempur semi-multi-peran tiga generasi bermesin ganda (negara-negara Barat membaginya menjadi pesawat tempur generasi empat setengah), Rafale dilengkapi dengan peralatan seperti radar array bertahap aktif dan peralatan deteksi fotolistrik," kata Fu Qianshao dikutip dari sohu.com 12 Februari 2022.

Fu menjelaskan Rafale bisa meluncurkan beragam rudal canggih tanpa terkecuali.

"Rafale dapat menggunakan berbagai senjata udara canggih seperti rudal udara-ke-udara jarak jauh, rudal udara-ke-darat jarak jauh. rudal jelajah, bom berpemandu presisi, rudal anti-kapal, dan memiliki kemampuan pertahanan udara dan serangan darat yang kuat," jelasnya.

Senjata udara yang paling penting dari pesawat tempur "Rafale" adalah rudal udara-ke-udara jarak jauh "Meteor" dan rudal jelajah udara-ke-darat "Scalp".

Rudal "Meteor" dilengkapi dengan mesin ramjet dan memiliki jangkauan lebih dari 120 kilometer.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 20 Februari 2022: Ada Firasat Kuat Reyna Bertemu Aldebaran dan Andin di Tempat Ini

R-77 yang sebelumnya dilengkapi oleh Angkatan Udara India memiliki jangkauan sekitar 80 kilometer.

Oleh karena itu, rudal "Meteor" dapat meningkatkan kemampuan tempur udara Indonesia.

Rudal jelajah udara-ke-darat "Scalp" memiliki jangkauan lebih dari 450 kilometer, mengadopsi desain siluman, dan memiliki kemampuan penetrasi yang kuat.

Sebelum membeli Rafale, China mengejek bahwa Indonesia mampunya cuma beli pesawat sedikit demi sedikit alias dicicil.

"Pembelian dua jet tempur canggih (Rafale dan F-15 Eagle II) yang terus menerus dilakukan oleh Indonesia sangat mengejutkan. Dulu, pembelian jet tempur canggih Indonesia biasanya belasan atau satu digit. Misalnya, jumlah Su-27 buatan Rusia kurang dari 10." ujar pakar militer China, Han Dong.

Namun kini China gelisah karena kemampuan Rafale dan F-15 Eagle II bisa menjegal semua ancaman di udara.

"Pembelian dua pesawat tempur generasi ketiga dan setengah tempur secara berturut-turut oleh Indonesia akan sangat meningkatkan kekuatan Angkatan Udaranya," tambah Han.

Patut ditunggu kedatangan Rafale dan F-15 Eagle II yang sudah diakui kemampuannya oleh China menjaga langit Indonesia.

Artikel ini sebelumnya tayang di Zonajakarta.com pada 19 Februari 2022 dengan judul "China Ejek Indonesia Dulu Beli Jet Tempur Ketengan, Kini Beijing Gelisah Tahu Jakarta Borong Rafale".

***(Beryl Santoso/ZonaJakarta)

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler