Ull Luncurkan Pusat Studi Agama dan Demokrasi, Mahfud MD: Bisa Menjaga dan Merawat Indonesia

- 22 Mei 2024, 20:00 WIB
Suparman Marzuki, Fathul Wahid, Mahfud MD dan Masduki (dari kiri ke kanan) saat jumpa pers peluncuran Pusat Studi Agama dan Demokrasi, di Auditorium Gedung Sardjito, Kampus Terpadu UII, JI. Kaliurang, Sleman, Yogyakarta pada Rabu (22/05/2024).
Suparman Marzuki, Fathul Wahid, Mahfud MD dan Masduki (dari kiri ke kanan) saat jumpa pers peluncuran Pusat Studi Agama dan Demokrasi, di Auditorium Gedung Sardjito, Kampus Terpadu UII, JI. Kaliurang, Sleman, Yogyakarta pada Rabu (22/05/2024). /Chandra/portaljogja.com/

PORTAL JOGJA - Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta meluncurkan Pusat Studi Agama dan Demokrasi, di Auditorium Gedung Sardjito, Kampus Terpadu UII, JI. Kaliurang, Sleman, Yogyakarta pada Rabu (22/05/2024). Peluncuran ditandai dengan pemukulan 26 kentongan oleh sejumlah tokoh  sebagai simbol peringatan penting untuk terus merawat dan menjalankan agenda reformasi yang kini bertepatan dengan 26 tahun usia reformasi, sejak 21 Mei 1998.

Pusat Studi Agama dan Demokrasi lahir atas kerja sama UII Yogyakarta dengan MMD Initiative, lembaga kajian di bidang keadilan dan demokrasi yang berdiri sejak tahun 2014 di Jakarta Bagi Ull dan MMD Initiative, kehadiran lembaga ini merupakan komitmen atas keislaman dan keindonesiaan, serta tekad untuk berkontribusi terhadap berbagai persoalan yang sedang dihadapi bangsa hari ini Pusat studi ini berada di bawah universitas, sebagai sebuah gerakan untuk mendukung terwujudnya semboyan Ull, berilmu amaliah beramal ilmiah.

Kepala Pusat Studi Agama dan Demokrasi Ull, Prof. Masduki mengatakan, fokus utama lembaga ini adalah peningkatan kualitas demokrasi, penegakan hukum dan keadilan, Hak Asasi Manusia, pendidikan dan kebudayaan, serta kontribusi agama dalam masalah kenegaraan dan kemasyarakatan.

"Tema-tema besar ini akan dibungkus dalam berbagai kegiatan dan program organisasi, baik secara mandiri maupun bersama-sama dengan pusat studi dan jaringan masyarakat sipil lainnya," kata Masduki, yang juga adalah dosen komunikasi UII.

Baca Juga: RSA UGM Buka Layanan Wisata Kesehatan dan Kebugaran, Seperti Apa?

Rektor Ull, Prof Fathul Wahid dalam sambutannya menekankan pentingnya menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa pembajakan terhadap demokrasi tidak lagi dengan cara kekerasan, penggunaan militer, atau kudeta. Pasca Perang Dingin, di banyak negara, kemunduran demokrasi justru dilakukan oleh pemerintahan terpilih. Demokrasi dibunuh oleh anak kandungnya sendiri Kemunduran demokrasi bahkan dimulai dari bilik pemungutan suara ketika pemilu.

"Melalui pendirian Pusat Studi Agama dan Demokrasi, kami ingin melantangkan pesan dan mengedukasi publik bahwa pembajakan demokrasi dapat dilakukan dengan modus operandi baru yang mengelabui, dan karenanya kesadaran baru perlu ditumbuhkan," ujar Fathul Wahid

Sementara itu, dalam pidato kuncinya, Ketua Dewan Pembina MMD Initiative, Prof. Mahfud MD mengatakan, dalam 10 tahun terakhir demokrasi sebagai pilihan politik Indonesia mengalami kemunduran hebat. Politik dinasti, intervensi terhadap lembaga peradilan dan pelemahan masyarakat sipil menjadi tandanya. Hal itu membutuhkan gerakan-gerakan yang tidak cuma mampu menjaga, tapi juga merawat Indonesia. Dengan demikian, Indonesia ke depan benar-benar dapat mewujudkan segala cita-cita yang sudah dengan luhur ditorehkan oleh para pendiri bangsa

"Maka itu, kampus perlu bergerak dan kehadiran Pusat Studi Agama dan Demokrasi diharapkan bisa menjaga dan merawat Indonesia," ujar Mahfud yang juga merupakan guru besar Fakultas Hukum Ull.

Pusat Studi Agama dan Demokrasi ini didukung dan akan dikelola oleh sejumlah tokoh bangsa dari berbagai latar belakang. Mereka merupakan figur-figur yang peduli terhadap kemajuan kehidupan beragama dan bernegara, serta memiliki komitmen kuat dalam peningkatan demokrasi.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah