PORTAL JOGJA - Dalam rangka Milad ke-80 Universitas Islam Indonesia, Lembaga Kebudayaan Embun Kalimasada (Yayasan Badan Wakaf) YBW UII menggelar pameran bertajuk “Khazanah Literasi Islam Indonesia: Koleksi Eks-Perpustakaaan Islam”.
Tema ini diangkat seiring dengn rendahanya minat baca dan tren literasi yang tidak baik di Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, survei PISA pada tahun 2018 menunjukkan bahwa kemampuan membaca siswa Indonesia berada di tingkat 74 dari 80. Kemampuan baca yang rendah ini makin mengkhawatirkan, apalagi di tengah penetrasi media sosial yang begitu besar di kalangan anak dan kawula muda.
Direktur Eksekutif Lembaga Kebudayaan Embun Kalimasada YBW UII Hadza Min Fadhli Robby, mengatakan koleksi manuskrip yang dipamerkan dalam kegiatan ini merupakan koleksi yang sangat berharga dan tidak banyak diketahui oleh masyarakat.
"Salah satu koleksi yang menarik adalah manuskrip tulisan Habib Usman bin Yahya, mufti Betawi yang menuliskan satu karya tentang tasawuf dan kemurnian agama, yang ditulis dalam 3 bahasa dalam aksara pegon Sunda Melayu dan Jawa sehingga menurt kami perlu ditampilkan," kata Fadhli Robby dalam sambutannya, Rabu 12 Juli 2023.
Manuskrip lain yang cukup penting adalah manuskrip karya Natsir muda yang
berjudul Het Vasten yang bertemakan tentang puasa dan ditulis dalam bahasa
Belanda. Beberapa karya-karya manuskrip lain yang cukup penting juga akan
ditampilkan di pameran ini, seperti koleksi Injil terbitan abad ke-19 dan abad ke-20 yang dirilis dalam beragam bahasa, seperti bahasa Batak Toba, Arab Melayu, Arab, dan Hokkien.
Sementara itu Rektor UII Prof Fathul Wahid dalam sambutannya mengajak untuk menghormati masa lalu, kritis terhadap masa kini dan optimis menjemput masa depan. Terkait dengan kegiatan yang dilakukan hari ini Fathul mengajak untuk hormat kepada masa lalu dimana salah satunya dengan membaca ulang masa lalu.
"Membaca itu tidak cukup dengan sekali, karena pembacaan yang kedua ketiga keempat di kesempatan yang berbeda di suasana yang berbeda, sangat mungkin memberikan pemahaman yang berbeda apalagi disertai dengan tambahan perspektif baru," kata Fathul.
Baca Juga: Kejuaraan Sepak Bola GSI Tingkat SMP Diharapkan Bisa Lahirkan Pemain Profesional
"Mengapa kita perlu hormat pada masa lalu karena masa lalu membentuk masa kini, banyak teori yang menjelaskan salah satunya teori dependensi, dependensi jejak, keputusan masa lalu, tradisi masa lalu, budaya masa lalu, pilihan-pilihan masa lalu itu mempengaruhi hari ini," lanjut Fathul.