Candi Borobudur, Candi Terbesar di Indonesia yang Pernah Alami Pengeboman di Tahun 1985

- 17 April 2022, 09:35 WIB
Candi Borobudur, butuh waktu puluhan tahun upaya restorasi hingga sempat dibom di tahun 1985.
Candi Borobudur, butuh waktu puluhan tahun upaya restorasi hingga sempat dibom di tahun 1985. /Instagram/@boborobudur/

PORTAL JOGJA – Candi Borobudur merupakan salah satu situs warisan budaya di Indonesia yang  telah masuk dalam daftar warisan dunia UNESCO.

Candi yang didirikan pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra atara tahun 750-842 M ini pernah melewati perjalanan berliku hingga bisa berdiri megah hingga saat ini. Bahkan pada tahun 1985 Candi Borobudur pernah menjadi sasaran pengeboman yang mengakibatkan kerusakan serius.

Dilansir dari laman Cagar Budaya Kemdikbud, Candi Borobudur menjadi bukti sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia. Hal ini terlihat dari pahatan relief, susunan patung dan figur-figur Buddha yang ditampilkan dalam bentuk arca.

Baca Juga: Kasus Korban Begal yang Bunuh Pelakunya di Lombok Dihentikan Pihak Kepolisian

Candir Borobudur sempat tak digunakan dan tak terawatt hingga tertutup tanah, semak belukar dan pepohonan.Pada tahun 1814, Sir Thomas Stanford Raffles, Letnan Gubernur Inggris, memerintahkan pembersihan kembali Candi Borobudur.

Namun kemudian selama lebih dari 20 tahun Candi Borobudur kembali tak terawat. Pada tahun 1873 Van Kinsbergen, seorang fotografer handal diundang untuk mendokumentasikan kembali Candi Borobudur. Untuk itu, ia harus membuang tanah dan semak-semak di atas candi sebelum melakukan pemotretan.

Tahun 1885 Candi Borobudur menarik perhatian ketika ketua masyarakat arkeologi di Yogyakarta I.W Ijzerman menemukan kaki candi yang tersembunyi. Kaki candi paling bawah ini memuat serangkaian relief yang dikenali sebagai Karmawibhangga yaitu contoh-contoh hukum karma.

Baca Juga: PVMBG Naikkan Status Gunung Ruang Sulut dari Normal ke Waspada Level II, Berikut Imbauan untuk Masyaraka

Pada tahun 1890-1891, Ijzerman yang dibantu Kasijan Chepas yang merupakan fotografer pribumi pertama di Indonesia, mengabadikan relief Karmawibhangga dalam karya foto. Setelah selesai pendokumentasian, kaki candi kembali ditutup dengan batu-batu asli.

Penemuan Ijzerman ini membuat Pemerintah Hindia Belanda lebih serius menjaga Candi Borobudur hingga pada tahun 1900 membentuk Komisi Tiga yang terdiri atas J.L.A. Brandes, seorang sejarawan seni yang ternama sebagai ketua, dengan anggotanya Ir. Th. Van Erp seorang insinyur perwira militer dan Van de Kamer, insinyur konstruksi dari Departemen Pekerjaan Umum.  

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: Cagar Budaya Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x