Network
PORTAL JOGJA - Polri sudah berhasil menangkap warganet yang mengancam capres Anies Baswedan saat live di aplikasi TikTok beberapa saat yang lalu. Penangkapan terhadap pemilik akun yang membuat cuitan ancaman penembakan ini, dibenarkan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) DivHumas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko.
"Nanti lengkapnya disampaikan oleh Kadiv," ujarnya pada Sabtu 13 Januari 2024 sebagaimana dikutip dari ANTARA.
Setelah adanya cuitan ancaman terhadap salah satu peserta Pilpres 2024, polisi langsung bergerak walaupun belum ada laporan resmi dari puhak mana pun tentang hal tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan kepolisian, yaitu dengan mendalami pemilik akun. Diketahui medsos Instagram @rifanariansyah, yang diduga adalah pelakunya, saat ini sudah tidak bisa ditemukan. Diperkirakan akun tersebut dihapus oleh pemiliknya.
Baca Juga: Kampanye Hari ke-47 Capres dan Cawapres Peserta Pilpres 2024
Akhirnya beredar kabar bahwa lokasi penangkapan terhadap pemilik akun pengancam berinisial AWK, berusia 23 tahun pada Sabtu 13 Januari 2024, berada di Kecamatan Ambulu, Jember, Jawa Timur. Oleh Polda Jatim, si pelaku dibawa ke Surabaya guna memjalani proses hukum.
Melihat langkah progesif tersebut, Anies Baswedan mengucapkan terima kasih serta mengapresiasi langkah nyata Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam upaya menjaga kondisi rangkaian agenda pemilu agar terlaksana dengan kondusif, aman dan damai.
"Ini penting, sebab perlindungan terhadap kebebasan berpendapat berlaku untuk semua dan terhadap semua. Bukan hanya terhadap capres atau pejabat publik, tapi untuk seluruh rakyat,” ucap Mantan Gubernur DKI Jakarta pada Sabtu ini.
Baca Juga: Serangan Israel Masih Berlanjut, Warga Palestina yang Tewas Lebih dari 23.700 Orang
Dirinya juga menitipkan pesan agar pengancam itu dihukum sesuai aturan yang berlaku. Pasangan Muhaimin Iskandar dalam Pilpres 2024 ini juga berharap pelaku masih bisa dibina dan disadarkan bahwa apa yang ditulisnya itu bisa berbahaya, sekaligus menjadi pesan yang salah kepada publik.
