BMKG Deteksi Dua Bibit Siklon, Keluiarkan Peringatan Dini Hujan Sedang Hingga Lebat, DIY Tidak Termasuk

- 26 Oktober 2021, 09:36 WIB
Citra Satelit Himawari yang menunjukkan suhu puncak awan, BMKG mengeluarkan peringatan dini untuk 29 provinsi di Indonesia.
Citra Satelit Himawari yang menunjukkan suhu puncak awan, BMKG mengeluarkan peringatan dini untuk 29 provinsi di Indonesia. /Sumber : BMKG/

PORTAL JOGJA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) telah mendetaksi adanya dua bibit siklon tropis yang tumbuh di Belahan Bumi Utara (BBU) Indonesia. Kedua bibit siklon tropis tersebut adalah Bibit Siklon Tropis 98W dan Bibit Siklon Tropis 99W.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam siaran persnya mengingatkan, dalam waktu 24 jam terhitung mulai 25 Oktober 2021 kemarin, Bibit Siklon 98W dapat berdampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia.

Pengaruhnya antara lain gelombang laut dengan ketinggian 1.25 - 2.5 meter di Samudera Pasifik Timur Filipina.Bibit Siklon Tropis 98W ini tumbuh di Samudra Pasifik Barat sebelah Timur Filipina, tepatnya di 13.5 LU, 140.2 BT dengan kecepatan angin maksimum mencapai 30 knots atau 54 km/jam dan tekanan udara di pusatnya mencapai 1006 hPa.

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik di DIY Selasa 26 Oktober 2021, Ini Lokasi Lengkapnya

Sementara Bibit Siklon 99W dapat berdampak terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah.

Bibit Siklon Tropis 99W yang tumbuh di Laut China Selatan tepatnya di 10.5 LU, 117.8 BT ini memiliki kecepatan angin maksimum mencapai 20 knots (37 km/jam) dan tekanan udara di pusatnya mencapai 1007 hPa.

BMKG menyebutkan, Bibit Siklon 98W dan 99W bergerak ke arah Utara-Barat Laut menjauhi wilayah Indonesia dan diprakirakan intensitas keduanya meningkat dalam 24 jam kedepan.

Selain dampak tidak langsung dari kedua bibit siklon tersebut, BMKG juga mengungkapkan, cuaca di beberapa wilayah Indonesia juga dipengaruhi fenomena oleh Gelombang Rossby dan gelombang Kelvin yang terpantau aktif di beberapa wilayah Indonesia.

Baca Juga: Vaksinasi Massal Dosis Kedua di Kabupaten Sleman Menyasar Perempuan dan Ibu Hamil

Pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) menurut BMKG dapat meningkatkan konvektifitas di atmosfer dan berpotensi tumbuhnya awan hujan.

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah