Ini Alasan Rusia Melakukan Invasi Militer ke Ukraina dengan Serangan Rudal

- 27 Februari 2022, 23:26 WIB
Serangan pasukan Rusian terhadap kota-kota besar di Ukrania terus berlanjut.
Serangan pasukan Rusian terhadap kota-kota besar di Ukrania terus berlanjut. /ANTARA/REUTERS/Gleb Garanich/as/am/Gowa Pos.com/

PORTAL JOGJA - Sesaat setelah pidato Presiden Rusia Vladimir Putin di televisi serangan rudal dimulai menghantam beberapa kota di Ukraina. Puluhan tentara dan warga sipil tewas dalam perang militer dahsyat tersebut.

Pidato itu Putin mengatakan memberi lampu hijau aksi militer di Ukraina dan bahwa negara manRa pun yang mencoba ikut campur akan menghadapi tanggapan dari Rusia Melihat negaranya diserang rudal membabibuta oeh tentara Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy tidak tinggal diam.
Kemudian menyampaikan pidato lewat televisi yang mengatakan negara Ukraina diserang rudal dari arah selatan, utara, timur dan udara.

Baca Juga: Negara Barat Khawatir Presien Rusia Putin Tekan Tombol Senjata Nuklir Hancurkan Ukraina

"Kami diserang dari selatan, utara, timur dan dari udara," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dalam pidato yang disiarkan Kamis pagi.

Presiden Ukraina Volodymyr juga menyebut tidak akan diam dan terus melakukan pembalasan kepada siapa pun yang menyerang Ukraina, karena masa depan negara tergantung pada setiap negara.

“Kami memberikan senjata dan kami akan terus melakukannya kepada siapa pun yang memintanya untuk melindungi kedaulatan kami. Masa depan kita tergantung pada setiap warga negara.

Baca Juga: Ramalan Shio Anjing, Babi, Kerbau dan Kambing 28 Februari 2022: Jika Punya Uang Receh, Serahkan, Pasti Kembali

Mengapa Rusia menginvasi Ukraina?

Dilansir portaljogja.com dari laman Today alasan Rusia indvasi Ukraina terutama pada wilayah berbahasa Rusia, antara lain Luhansk dan Donetsk, yang memisahkan diri dari kendali pemerintah Ukraina pada tahun 2014.

Hal ini terungkap dalam pidato siaran televisi yang mengatakan serangan tersebut sebagai operasi perdamaian yang dianggap merebut kembali wilayah yang telah memisahkan diri. Namun, hal itu dibantah oleh pejabat Ukraina.

Konflik Rusia-Ukraina sebenarnya sudah berlangsung lama.Diketahui,Ukraina dahulu bekas negara Uni Soviet. Tampaknya Presiden Rusia Vladimir Putin belum rela kalau Ukraina telah memisahkan diri menjadi negara merdeka.

Presiden Vladimir Putih menegaskan Ukraina bagian dari Uni soviet sebelum keruntuhan tahun 1991. "sepenuhnya dan seluruhnya diciptakan oleh Rusia — Bolshevik, tepatnya Rusia Komunis." Kata Presiden Vladimir Putin.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer, Leo, Virgo 28 Februari 2022: Awas Infeksi Tenggorokan, Hindari Ambil Keputusan Besar

Menurut Laman Today, Presiden Vladimir Putin menyebut Ukraina harus berada di bawah lingkup Moskow karena keduanya adalah bagian dari satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Alasan inilah Presiden Vladimir Putin kemudian untuk memerintahkan aksi militer"demiliterisasi" Ukraina,
sebuah demokrasi berdaulat yang berbatasan dengan Rusia.

Kemudian alasan lain mengapa Rusia melakukan invasi militer ke Ukraina, yaitu NATO ingin ekspansi ke Eropa Timur termasuk negara Ukraina berbatasan wilayah Rusia.

Tindakan ekspansi NATO ke kawasan Ukraina dianggap mengganggu keamanan Rusia. Hal menarik dari konflik Rusia-Ukraina adanya prospek Ukraina bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara, yang ia anggap "tindakan bermusuhan."

Baca Juga: 6 Jenis Makanan Terbaik untuk Kesehatan Jantung, Sayuran Hijau dan Susu Rendah Lemak yang Kaya Nutrisi

Para pejabat AS telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa pemerintah Rusia mencoba membuat dalih untuk menyerang Ukraina.

"Rusia sendiri bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran yang akan ditimbulkan serangan ini, dan Amerika Serikat serta sekutu dan mitranya akan merespons dengan cara yang bersatu dan tegas," kata Presiden Joe Biden.

Semenjak serangan militer Rusia ke wilayah Ukrania ke berbagai kota di negeri itu. Ada juga laporan oleh pejabat Ukraina tentang 40 tentara tewas.

Kemudian, sebuah peluru Rusia menghantam sebuah rumah sakit di wilayah Donetsk, sebuah pemboman di wilayah Odessa selatan dan pertempuran di Hostomel di luar Kyiv.

Baca Juga: Dukung Akselarasi Vaksinasi Covid-19, Polres Kulon Progo Jemput Bola Disejumlah Gereja

Menurut laman Today Anak-anak beberapa bagian Kyiv juga terpengaruh oleh peristiwa perang Rusia-Ukraina dan mereka diperintahkan untuk melarikan diri ke stasiun kereta bawah tanah yang akan berfungsi ganda sebagai tempat perlindungan bom.

Sebuah penilaian intelijen AS awal bulan ini memperkirakan bahwa 50.000 warga sipil dapat terbunuh atau terluka dalam invasi Rusia skala penuh ke Ukraina.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: today.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah