PORTAL JOGJA - Tehrik-e-Labaik Pakistan (TLP), sebuah kelompok Islam garis keras Pakistan membatalkan protes ke ibu kota Islamabad pada Minggu, 31 Oktober 2021.
Pembatalan dilakukan setelah mencapai kesepakatan dengan pemerintah sekaligus mengakhiri bentrokan yang telah berlangsung selama dua minggu yang menewaskan sedikitnya tujuh polisi dan melukai puluhan orang dari pihak TLP maupun pemerintah.
Dilansir dari Reuters, kelompok Tehrik-e-Labaik Pakistan (TLP) melakukan protes terhadap pemerintah dan menyerukan pembebasan pemimpin Saad Rizvi yang dipenjara dan pengusiran duta besar Prancis atas publikasi karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad di majalah satir Prancis.
Baca Juga: Kartun Nabi di Majalah Charlie Hebdo Picu Kemarahan Islam dan Kecaman Dosa Berat dari Iran
Tehrik-e-Labaik Pakistan (TLP) merupakan sebuah kelompok Muslim Sunni “radikal” yang didirikan pada tahun 2015 untuk menangani tindakan yang dianggapnya menodai Islam. Diketahui mereka telah melakukan beberapa protes yang menimbulkan pertumpahan darah.
“Kesepakatan untuk perdamaian dan perbaikan telah tercapai,” kata Menteri Luar Negeri Shah Mehmood Qureshi, yang mewakili pemerintah dalam negosiasi dengan TLP sebagaimana dikutip dari Reuters.
Mufti Muneeb ur-Rehman, negosiator utama TLP ikut mengkonfirmasi kesepakatan yang telah dicapai tersebut dan mengatakan rincian kesepakatan akan disampaikan pada tahap selanjutnya
Komite Keamanan Nasional setempat telah berjanji pada hari Jumat untuk menindak keras TLP yang dilarang jika protes kekerasan berlanjut.
Baca Juga: Weton Senin Legi Perhitungan Jodoh dan Rejeki , Perjodohan yang Cocok
Pemerintah sebelumnya setuju untuk meminta parlemen mengeluarkan suara untuk mengusir duta besar Prancis. Namun hal itu tidak dilakukan karena dengan mengambil tindakan seperti itu akan mengisolasi Pakistan secara internasional.