Peringatan Penasihat Medis Pemerintah Inggris, Krisis Covid-19 Bisa Kembali Cepat Saat Infeksi Melonjak

- 16 Juli 2021, 22:29 WIB
Peringatan Penasihat Medis Pemerintah Inggris, Krisis Covid-19 Dapat Kembali Cepat Ketika Infeksi Melonjak
Peringatan Penasihat Medis Pemerintah Inggris, Krisis Covid-19 Dapat Kembali Cepat Ketika Infeksi Melonjak /Reuters/Henry Nicholls

PORTAL JOGJA - Penasihat Medis pemerintah Inggris menyampaikan bahwa krisis virus corona di Inggris dapat kembali lagi secara mengejutkan dengan cepat dan negara itu belum keluar dari masalah itu.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menghapus sebagian besar pembatasan pandemi di Inggris mulai 19 Juli 2021, dengan mengatakan peluncuran cepat vaksin Covid-19 sebagian besar telah memutuskan hubungan antara infeksi dan penyakit serius atau kematian.

Dilansir dari Reuters, beberapa ilmuwan khawatir. Kasus yang dilaporkan setiap hari berada pada level tertinggi sejak Januari, sementara angka reproduksi "R" tetap di atas satu, menunjukkan pertumbuhan kasus yang terus berlanjut.

Baca Juga: Puluhan Ekspatriat Jepang Tinggalkan Indonesia Menyusul Lonjakan Kasus Covid-19

"Kami sama sekali belum keluar dari masalah ini," kata Chief Medical Officer Chris Whitty pada Kamis malam selama webinar yang diselenggarakan oleh Science Museum.

Dia menambahkan bahwa waktu dua kali lipat untuk rawat inap adalah sekitar tiga minggu, dan jumlah orang yang rendah di rumah sakit saat ini dapat meningkat dalam beberapa bulan ke depan.

"Tidak perlu banyak penggandaan sampai kita benar-benar berada di angka yang cukup menakutkan lagi. Saya tidak berpikir kita harus meremehkan fakta bahwa kita bisa mendapat masalah lagi dengan sangat cepat," kata Whitty.

Kantor Statistik Nasional memperkirakan sebanyak 1 dari 95 orang di Inggris terinfeksi Covid-19 dalam sepekan hingga 10 Juli 2021, prevalensi tertinggi sejak Februari.

Baca Juga: BKN Gunakan Nilai Ijazah dan Rapor untuk Kelulusan CPNS 2021 Selain SKD pada CAT, Kalau Sama?

"Kasus baru Delta akan menyebabkan Covid-19 yang lama, rawat inap, dan kematian," kata James Naismith, Direktur Institut Rosalind Franklin.

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x