PORTAL JOGJA - Perhelatan sepakbola Euro 2020 baru saja berakhir. Namun potensi akan adanya lonjakan kasus Covid-19 pasca pertandingan final di stadion Wembley London pada Minggu lalu menjadi perhatian WHO.
Maria Van Kerkhove, seorang ahli epidemiologi penyakit menular dan Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19 menyampaikan keprihatinannya.
Melalui akun media sosial twitter, Maria Van Kerkhove menyampaikan rasa frustrasinya selama pertandingan pada hari Minggu tersebut.
Baca Juga: Syifa Hadju Ulang Tahun, Dapat Surprise Manis dari Rizky Nazar?
Sekitar 60.000 pendukung sepak bola Inggris dan Italia berkumpul di Stadion Wembley London untuk menonton pertandingan, banyak yang tidak mengenakan masker atau menjaga jarak sosial.
Van Kerkhove telah menyatakan keprihatinannya bahwa ajang sepokbola tersebut akan meningkatkan penyebaran Covid-19, termasuk varian Delta yang lebih menular.
"Apakah saya seharusnya menikmati menonton transmisi penularan yang terjadi di depan mata saya? tulis Van Kerkhove seperti dikutip dari akun twitternya.
"Pandemi Covid-19 malam ini tidak istirahat. Varian Delta Covid-19 akan menyerang orang yang tidak divaksinasi, di tempat ramai, membuka masker, berteriak/berteriak/bernyanyi. Tindakan yang merusak," tambahnya.
Am I supposed to be enjoying watching transmission happening in front of my eyes?
The #COVID19 pandemic is not taking a break tonight… #SARSCoV2 #DeltaVariant will take advantage of unvaccinated people, in crowded settings, unmasked, screaming/shouting/singing. Devastating.— Maria Van Kerkhove (@mvankerkhove) July 11, 2021
Seperti dikutip dari Euro News, Inggris saat ini mengalami kebangkitan infeksi virus corona karena varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di India.
Bulan lalu, seorang menteri senior pemerintah Jerman meminta pemerintah Inggris dan UEFA untuk mengurangi jumlah pendukung yang diizinkan masuk ke Wembley.