"Kami mendengar suara tembakan keras, dan melihat kepala anak kecil meledak, dan ada sungai darah di jalan," kata Tawng.
Setidaknya dua pengunjuk rasa tewas dan beberapa lainnya terluka, katanya dan saksi lainnya. Seorang juru bicara militer dan polisi di Myitkyina tidak menanggapi permintaan komentar.
Baca Juga: Mengaku Tak Terkait Korupsi Dana Bansos, Cita Citata Tegaskan Artis Tidak Akan Tahu Asal Uang
Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Seniman di Yogyakarta Tetap Semangat Berkarya di Masa Pandemi
Tawng mencoba membawa beberapa korban ke klinik sebelum dia dibutakan oleh gas air mata.
“Lantai klinik kami menjadi lautan darah, Kita perlu menghargai hidup. Itu membuatku merasa sangat sedih, ” katanya.
Biarawati itu juga berada di antara pengunjuk rasa dan di depan garis polisi akhir bulan lalu, memohon perdamaian, seperti dilaporkan media lokal setempat.
Lebih dari 60 orang telah tewas dan lebih dari 1.800 ditahan dalam tindakan keras terhadap protes terhadap kudeta 1 Februari, kata sebuah kelompok advokasi.***