Hanya 10 Negara, Tapi Menggunakan 75 Persen Persediaan Vaksin Dunia, PBB: Sangat Tidak Adil

- 18 Februari 2021, 15:55 WIB
PBB menyebutkan bahwa distribusi vaksin Covid-19 tidak merata.*
PBB menyebutkan bahwa distribusi vaksin Covid-19 tidak merata.* /pixabay/@fernandozhiminaicela

PORTAL JOGJA - Antonio Guterres, Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mendesak negara-negara kaya di dunia untuk memimpin upaya global untuk memastikan semua negara mendapatkan divaksin Covid-19 yang sesuai dengan populasinya, dengan segera.

Sekjen PBB yang berasal dari Portugal ini mengkritik tajam distribusi vaksin Covid-19 yang sangat tidak merata dan tidak adil, dengan menunjukkan bahwa hanya 10 negara yang telah mendapatkan 75 persen dari semua vaksinasi Covid-19.

“Pada saat kritis ini, pemerataan vaksin Covid-19 merupakan ujian moral terbesar di hadapan masyarakat global,” ujar Antonio Guterres dalam pertemuan tingkat tinggi Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu, 17 Februari 2021.

Baca Juga: Dayana Kehilangan Ratusan Ribu Followers, Katanya: Fiki dan Saya Masih Berhubungan Baik

Antonio Guterres menambahkan, ada 130 negara yang sama sekali belum menerima dosis vaksin Covid-19. Sekjen PBB yang berkuasa sejak 2017 ini menyerukan Rencana Vaksinasi Global yang mendesak negara yang memiliki kekuatan dan kekayaan untuk memastikan distribusi vaksin yang adil ke seluruh dunia dalam jangka waktu sesegera mungkin.

Kurang dari 1 persen dari vaksin COVID-19 secara global telah diberikan di 32 negara yang saat ini menghadapi krisis kemanusiaan paling parah.

Dilaporkan dari markas besar PBB, editor diplomatik Al Jazeera James Bays mengatakan ada kesepakatan luas mengenai potensi masalah di masa depan dalam perang melawan pandemi karena distribusi vaksin yang tidak merata.

Baca Juga: Anak Ayu Ting Ting Ungkapkan Kecemburuannya, Bilqis: Bunda Tuh Pacaran Mulu

“Negara-negara kaya sedang memvaksinasi orang tetapi banyak bagian lain dunia tidak. Anda tidak akan pernah bisa menyingkirkan Covid-19 jika sudah menyebar di beberapa bagian dunia dan berpotensi bermutasi, dan berpotensi di masa depan membuat vaksin tidak berfungsi, ”kata Bays seperti ditulis Al Jazeera dan dikutip Portaljogja.com.

Halaman:

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Aljazeera Our World in Data


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah