Rumah Duka di Bolivia Kewalahan Tangani Jenazah Pasien Covid-19 Karena Kasus Kematian Meningkat

- 7 Februari 2021, 08:16 WIB
Ilustrasi Jenazah
Ilustrasi Jenazah /Pixabay / soumen82hazra/

PORTAL JOGJA – Jenazah pasien Covid-19 di Bolivia mulai menumpuk ketika gelombang kedua kasus virus korona telah membanjiri rumah duka dan tempat pemakaman.

Sejumlah pejabat pemerintahan Bolivia mengatakan, penumpukan jenazah tersebut dihawatirkan bisa memicu peningkatan penularan virus Corona.

Sejumlah jenazah yang terbungkus selimut wol dan kantong plastik atau bahkan dikemas ke dalam koper telah membanjiri rumah duka di ibu kota La Paz, wilayah yang paling terpukul di negara Bolivia.

Jorge Silva, wakil menteri perlindungan konsumen Bolivia, mengatakan pihak berwenang telah menemukan mayat berserakan di lantai garasi, beranda, dan lorong rumah duka.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI, Minggu 7 Februari 2021. Ada Petualangan Menangkap Petir, Ikatan Cinta, Hingga Liga Italia

Ia menuduh beberapa pemilik rumah duka mencari keuntungan dari lonjakan kematian baru-baru ini dengan mengambil lebih banyak jenazah melebihi kuota yang bisa mereka tangani dengan aman.

"Ini bisnis yang bagus untuk perusahaan-perusahaan ini, tetapi secara logis, ini juga membahayakan kesehatan penduduk," kata Silva seperti dilansir Portaljogja.com dari Reuters.

Jorge Silva menyebut rumah-rumah duka tersebut merupakan "titik fokus infeksi".

Namun demikian salah satu pemilik rumah duka di El Alto, kota terbesar kedua di Bolivia, mengatakan banyak tempat pemakaman yang telah berhenti menerima jenazah korban Covid-19, dan membuat mereka tidak memiliki pilihan lain.

Baca Juga: MNCTV Hari INI Minggu 7 Februari 2021 ada Monkey King dan Banyak Hiburan Anak

"Kami di El Alto tidak punya tempat untuk membawa jenazah kami," kata Carmen Apaza dari Rumah Duka Taylor.

Bolivia adalah salah satu negara termiskin di Amerika Selatan dan gelombang kedua kasus virus korona telah menghancurkan sistem perawatan kesehatannya, mendorong banyak rumah sakit ke ambang kehancuran.

Negara itu, yang awalnya lambat dalam program vaksinasi, baru-baru ini menerima sejumlah dosis Sputnik V Rusia untuk memulai program inokulasinya. Bolivia mengharapkan untuk menerima satu juta lebih dosis melalui program COVAX akhir bulan ini.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Terjaring Razia, Walikota Bogor Bima Arya : Mau Kemana Neng

Bolivia telah melaporkan 225.910 kasus dan 10.687 kematian akibat Covid-19 sejak wabah dimulai, menurut penghitungan Reuters. Infeksi dalam beberapa hari terakhir telah mencapai 80% dari puncak gelombang pertama.

Pakar kesehatan di Bolivia memperkirakan Januari adalah bulan paling mematikan kedua sejak pandemi dimulai.

Editor: Chandra Adi N

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah