Turki Menolak Rencana Inggris Tentang Pusat Suaka untuk Pengungsi Afghanistan

23 Agustus 2021, 21:55 WIB
Presiden Turki Minta Negara Eropa Tidak Lepas Tangan Soal Pengungsi Afghanistan. Francois Mori/Pool via REUTERS /POOL/REUTERS

PORTAL JOGJA - Kementerian Luar Negeri Turki Minggu malam menolak laporan yang mengklaim bahwa Inggris berencana untuk mendirikan pusat suaka bagi pengungsi Afghanistan di negara ketiga, termasuk Turki.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian mengatakan laporan mengenai pendirian pusat-pusat tersebut tidak mencerminkan kebenaran, mencatat bahwa tidak ada permintaan resmi yang dibuat dari negara mana pun sejauh ini.

“Tidak mungkin bagi kami untuk menerimanya bahkan jika permintaan seperti itu dibuat dalam hal ini,” kata kementerian seperti dilansir dari Daly Sabah.

Baca Juga: Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta Gelar Kompetisi Bidang Komunikasi se-Jawa

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace menulis sebuah artikel di Mail On Sunday, yang mengatakan, "Serangkaian 'pusat pemrosesan' akan didirikan di negara-negara tetangga Afghanistan untuk para pengungsi yang berhasil melarikan diri. Jika mereka dapat menetapkan hak mereka untuk datang ke Inggris , mereka akan diterbangkan ke Inggris."

Meskipun nama negara tidak disebutkan dalam artikel tersebut, The Mail on Sunday merujuk pada Turki dan Pakistan di dalamnya. Beberapa media juga mengacu pada artikel yang dimaksud.

Para pejabat Turki telah mengatakan kepada negara Barat bahwa mereka tidak dapat menangani gelombang migrasi lain, karena telah menampung lebih dari 4 juta pengungsi Suriah.

Pada hari Minggu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada Presiden Dewan Eropa Charles Michel bahwa Turki tidak dapat mengambil tanggung jawab negara-negara Eropa mengenai pengungsi Afghanistan.

Turki telah menjadi titik transit utama bagi para pencari suaka yang mencoba menyeberang ke Eropa untuk memulai kehidupan baru, terutama mereka yang melarikan diri dari perang dan penganiayaan.

Kekhawatiran telah meningkat atas kemungkinan lonjakan pengungsi dari Afghanistan karena penarikan AS dari negara itu setelah dua dekade dan gelombang serangan Taliban berikutnya.

Turki telah mengerahkan bala bantuan tambahan ke perbatasan timurnya dengan Iran dan langkah-langkah baru diharapkan akan diterapkan. Keamanan perbatasan akan didukung oleh sistem teknologi.

Baca Juga: Puja dan Satria, Dua Anak Yatim Bangkitkan Bisnis Keripik dan Rempeyek Warisan Sang Ayah

Turki telah menjelaskan bahwa mereka tidak akan menanggung beban krisis migrasi yang dialami sebagai akibat dari keputusan negara ketiga.

Turki menampung hampir 4 juta pengungsi, lebih banyak dari negara mana pun di dunia. Setelah perang saudara Suriah pecah pada tahun 2011, Turki mengadopsi “kebijakan pintu terbuka” bagi orang-orang yang melarikan diri dari konflik, memberi mereka status “perlindungan sementara”.

Warga Afghanistan diyakini sebagai komunitas pengungsi terbesar kedua di Turki setelah warga Suriah. Banyak migran yang tiba melalui Iran menuju Istanbul untuk mencari pekerjaan atau perjalanan ke kota pantai lain untuk berangkat ke Eropa.

Editor: Chandra Adi N

Sumber: Daily Sabah

Tags

Terkini

Terpopuler