Efek Islamofobia di Eropa, Dari Vandalisme di Masjid Perancis Hingga Ledakan di Pusat Ibadah Muslim di Spanyol

25 Februari 2021, 12:12 WIB
Vandalisme di pagar Masjid di Eropa. /Twitter @Aeysir1982/

PORTAL JOGJA - Islamofobia atau ketakutan terhadap Islam di Eropa pada awal minggu ini terjadi di dua negara secara hampir bersamaan, yaitu di Perancis dan Spanyol.

Masjid Sultan Eyyub di Strasbourg, Perancis menjadi sasaran vandalisme dengan tulisan berbahasa perancis yang artinya ‘Tidak untuk Islam, kembalilah ke desamu’ disemprotkan pada pagar penutup masjid. Kejadian ini berlangsung pada 23 Februari 2021.

Masjid Sultan Eyyub yang berlokasi dekat perbatasan antara Perancis dan Jerman ini sebenarnya masih dalam tahap pembangunan.

Bila selesai, masjid ini akan menjadi tempat ibadah Muslim terbesar di Eropa.

Baca Juga: Penyintas Holocaust Nazi Jerman Beri Dukungan untuk Muslim Uighur, Katanya: Kami Telah Mengalami Ini

Konfederasi Islam Milli Görüş (CIMG), kelompok yang mengawasi pembangunan masjid, menyatakan kekecewaannya atas pesan Islamofobia dan rasis. Sebelumnya, CIMG memang telah menerima beberapa pesan ancaman dalam beberapa pekan terakhir, namun pihak berwenang tidak menanggapi dengan serius.

“Tidak ada kerusakan material, tapi simbolisme kebenciannya kuat. Insiden ini mencerminkan iklim merusak yang sedang dialami Prancis hari ini.” tulis pengurus masjid dalam akun twitter La Grande Mosquée de Strasbourg.

Seorang pria berusia 21 tahun yang ditahan oleh polisi mengaku telah melakukan vandalisme, kata kantor kejaksaan Strasbourg menurut harian Prancis Derniers Nouvelles d'Alsace (DNA) dan dikutip Portaljogja.com. Pelaku dibebaskan setelah mengaku bersalah, namun motif di balik vandalisme tersebut belum diketahui.

"Tindakan ini bertujuan untuk memecah belah komunitas nasional dan mengadu domba komunitas agama satu sama lain. Padahal kami telah hidup dalam harmoni yang sempurna,” ujar Masjid Agung Strasbourg

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Membentak Pasangan Bisa Merusak Hubungan

Kerusakan di Spanyol akibat sebuah ledakan. Twitter @Aeysir1982

Pada hari Minggu, 21 Februari dini hari, Centro De Culto Musulman Assafwa atau pusat ibadah Muslim Assafwa di Spanyol menjadi sasaran kebencian.

Menurut media La Verdad, sekitar pukul 4 pagi waktu setempat, warga yang tinggal di sekitar tempat ibadah tersebut merasakan ledakan.

“Saya sedang merokok cerutu sambil duduk di sofa, tepat di atas tempat ledakan terjadi. Ledakan itu menjatuhkan saya ke bawah,” ujar Francisca Chuecos, seorang saksi mata. Dia segera mencondongkan tubuh ke luar jendela dan ketakutan oleh api dan asap hitam yang terlihat dari Assafwa. Namun Francisca tidak melihat siapa pun yang melarikan diri dari vandalisme itu.

Beberapa orang tak dikenal menulis ‘kematian bagi Islam’ di kaca dan kemudian membakar kaleng semprotan, yang meledak dan menyebabkan pintu kaca Assafwa pecah dan terbakar. Untungnya, api dapat dikendalikan dengan alat pemadam oleh patroli polisi San Javier yang datang dengan cepat setelah mendapat laporan dari Francisca.

Baca Juga: BMKG : Sejumlah Wilayah di Jabodetabek Hari Ini Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Setelah itu petugas pemadam kebakaran memecahkan sisa-sisa pintu untuk memastikan tidak ada api di dalam yang dapat menyebar dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut.

Balai kota San Javier mengutuk serangan tersebut dan mengeluarkan pernyataan yang mengutuk keras serangan kekerasan tersebut.

“Segala sesuatu di sini selalu sangat tenang dan damai. Orang-orang yang sering ke masjid dan tidak menimbulkan masalah. Tetangga yang bukan muslim juga menghormati mereka,” ujar Francesca yang telah tinggal selama 25 tahun di lingkungan multikultural San Javier yang berbatasan dengan laut Mediterania.

Baru-baru ini Spanyol meluncurkan penyelidikan ke partai sayap kanan atas pidato kebencian terhadap Muslim.

Spanyol adalah rumah bagi sekitar 2,1 juta Muslim, dengan sekitar 100.000 tinggal di wilayah tenggara Murcia.***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Daily Sabah

Tags

Terkini

Terpopuler