Awkarin Idap Bipolar: Bukan Aib yang Mesti Ditutupi, ke Psikolog itu It's OK

18 Januari 2022, 08:53 WIB
Awkarin ingatkan, menjadi pengidap bipolar bukanlah aib. /Foto : Instagram @awkarin/

PORTAL JOGJA - Selebgram Awkarin mengatakan, seseorang yang mengidap bipolar tidak semestinya menganggap bipolar disorder adalah suatu aib yang perlu ditutup-tutupi.

"Sejak aku tahu aku bipolar, aku nge-rise awareness ke orang-orang tentang kesehatan mental, kayak punya bipolar itu bukan sesuatu yang perlu lo tutup-tutupi, bukan sesuatu yang harus lo anggap aib," kata Awkarin saat tampil di TS Talks yang diunggah kanal YouTube TS Media pada tanggal 17 Januari 2022.

Perempuan yang bertunangan dengan musisi Gangga Kusuma itu mengatakan seseorang dengan bipolar harus mau menerima kondisinya.

"Karena it's a part of yourself, dimana lo harus terima itu," kata perempuan yang memiliki nama Karin Novilda itu."Buat well, buat stable dan lo harus terima keadaan lo, gitu," katanya memberikan tips bagi seseorang yang memiliki masalah kesehatan mental.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 18 Januari 2022: Irvan Terus Hasut Andin Agar Pisah Dengan Al Demi Balas Dendam

Awkarin juga mengatakan, ketika seseorang merasa perlu curhat namun tidak memilki temat curhat yang bisa dipercaya, maka pergi ke psikolog adalah pilihan yang tepat.

"Aku banyak ngomong kalau mau ke psikolog itu it's ok to go to psycholog, bukan karena lo punya mental issue doang," katanya.

"Kalau lo ngga bisa curhat ke orang yang bisa dipercaya dan ga ada orang yang bisa memberikan professional advice, kenapa engga lo ke psikolog," tutur Karin lagi.

Dengan mengunjungi psikolog, seseorang akan mengetahui apakah ia mengalami depresi ataupun kecemasan biasa, atau sudah ada gangguan.

Awkarin mengungkapkan, ia butuh waktu dan proses hingga mengetahui bahwa dirinya mengidap bipolar.

Baca Juga: Drama Korea Dream High dan Birth of A Beauty, Jadwal Acara NET TV Selasa 18 Januari 2022

"Itu butuh step yang rada ribet juga, ngga bisa cuma sekali ke psikolog, kalau aku waktu itu empat kali ke psikolog," ujar Karin.

Ia menyebutkan, pada pertemuan awal adalah sessi curhat, sementara pada pertemuan berikutnya ia harus menjalani tes dan terapi. Hasil tes itulah yang kemudian menentukan seseorang membutuhkan penanganan medis atau hal lain.

"Kalau butuh medication, dia salurin aku ke psikiatris, kalau aku sekarang di Abdi Waluyo," tutur Awkarin.

Sebagai pengidap bipolar, Karin mengaku kadang mengalami fase manic yang membuatnya seperti memiliki banyak ide, sangat kreatif hingga tidak bisa tidur.

"Jadi jatuhnya kayak imsomnia," kata perempuan yang didiagnosa mild bipolar pada 2018 ini.
Meski saat fase manic dirinya bisa menjadi penuh ide dan kreatif, namun ia tidak bisa begitu saja mengikuti desakan keinginan yang berlebihan tersebut karena akan berisiko merasakan sangat down.***

Editor: Siti Baruni

Sumber: YouTube TS Media

Tags

Terkini

Terpopuler