Network
PORTAL JOGJA – Keraton Yogyakarta baru saja melaksanakan hajad dalem labuhan atau upacara adat labuhan. Dikutip dari laman Kraton Jogja, labuhan berarti membuang atau menghanyutkan benda-benda milik Sultan yang berahta.
Tak boleh sembarangan, labuhan yang dilaksanakan Kraton Jogja ini hanya dilakukan yang telah ditentukan. Pada saat Tahun Dal (berdasar kalender Jawa), labuhan dilaksanakan di empat petilasan yaitu di Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi, Gunung Lawu dan petilasan Dlepih Khayangan.
Sementara di luar Tahun Dal, yaitu Alip, Ehe, Jimawal, Je, Be, Wawu dan Jimakir, labuhan dilaksanakan di Parangkusumo, Gunung Merapi dan Gunung Lawu.
Baca Juga: Cerita Penjual Mukena Raih Penghargaan di Shopee Super Awards 2023 Berkat Live Streaming
Labuhan di Parangkusumo dan Gunung Merapi beralangsung terbuka dan masyarakat bisa ikut menyaksikan prosesi labuhan. Sedang di Gunung Lawu, labuhan dilaksanakan tertutup.
Labuhan yang dilaksanakan di Pantai Parangkusumo, menurut legenda sangat erat dengan legenda Ratu Laut Kidul.
Laman Kraton Jogja menyebutkan, Parangkusumo merupakan tempat yang dipilih Panembahan Senopati untuk bertapa, merenung dan memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar bisa menjadi pemimpin yang baik.
Menurut legenda, ketika bertapa Panembahan Senopati bertemu dengan penguasa laut selatan yaitu Kanjeng Ratu Kidul. Dalam pertemuan tersebut Kanjeng Ratu Kidul berjanji akan membantu Panembahan Senopati dan keturunannya.
Baca Juga: Masih Suasana Imlek, Menag Minta Tiap Kantor Kemenag Dipasang Ornamen Imlek
Pada akhirnya Panembahan Senopati berhasil mendirikan sebuah kerajaan, yaitu Mataram dan Keraton Yogyakarta merupakan salah satu kerajaan penerusnya. Hal inilah yang mendasari dipilihnya Parangkusumo sebagai salah satu lokasi labuhan.
