Jelang Dhaup Ageng Pakualaman, Putra Wakil Gubernur DIY Jalani Prosesi Siraman Hingga Midodareni

- 10 Januari 2024, 05:26 WIB
Pasangan calon pengantin dhaup ageng atau pernikahan agung Kadipaten Pakualaman jalani prosesi siraman dan midodareni
Pasangan calon pengantin dhaup ageng atau pernikahan agung Kadipaten Pakualaman jalani prosesi siraman dan midodareni /Humas DIY/

PORTAL JOGJA - Pasangan calon pengantin dhaup ageng atau pernikahan agung Kadipaten Pakualaman tahap demi tahap menjalani sejumlah upacara adat yang sarat makna dan filosofi sesuai dengan tradisi. Rangkaian prosesi dhaup ageng tersebut berupa upacara adat siraman yang dilanjutkan prosesi tantingan, midodareni hingga tuguran pada Selasa (09/01/2024).

Calon mempelai pria dalam dhaup ageng itu adalah Bendoro Pangeran Haryo (BPH) Kusumo Kuntonugroho, putra kedua Wakil Gubernur (Wagub ) DIY sekaligus pemimpin di Kadipaten Pakualaman KGPAA Paku Alam X dengan GKBRAA Paku Alam. Sementara itu, calon mempelai perempuan bernama Laily Annisa Kusumastuti, putri dari Tri Prabowo dan Almarhumah Wijayatun Handrimastuti.

Hari ini kedua calon pengantin menjalani upacara siraman secara terpisah. Siraman calon mempelai putri dilakukan di Ndalem Kepatihan Pakualaman Gandhok Wetan. Lokasinya berada di luar kompleks Pura Pakualaman yang merupakan istana Kadipaten Pakualaman. Sedangkan upacara siraman pengantin pria dilaksanakan di Bangsal Parangkarsa yang berada di dalam kompleks Pura Pakualaman.

Baca Juga: Wapres Hadiri Resepsi Dhaup Ageng Pakualaman

Tim Pranata Adat Dhaup Ageng Kadipaten Pakualaman, Kanjeng Raden Nganten Tumenggung Retno Sumbogo menjelaskan prosesi siraman diawali dengan penyampaian ubarampe siraman kepada pengantin putri, termasuk toya Perwita Adi dari Maerokoco ke Ndalem Kepatihan Pura Pakualaman, serta pengantin putra di Parangkarsa. Ubarampe yang diserahkan berupa handuk, ratus, kebaya dan sejumlah barang lainnya.

"Sebelum siraman dilangsungkan sungkeman kepada orang tua masing-masing calon pengantin. Upacara siraman ini sebagai bentuk pembersihan diri secara lahiriah dan batiniah bagi calon pengantin," ujarnya.

Prosesi siraman calon pengantin putri dilakukan permaisuri Kadipaten Pakualaman, GKBRAA Paku Alam, orang tua calon pengantin putri, Tri Prabowo, bibi, serta eyang dari calon pengantin putri. Selanjutnya siraman dilakukan BRAy. Indrokusumo dan Suryopadmonagoro.

Upacara siraman diakhiri dengan calon pengantin putri berwudhu. Kemudian dilanjut pecah klenthing yang dilakukan oleh GKBRAA Paku Alam.Ucapan tersebut adalah harapan pada saat calon pengantin perempuan dirias akan memancarkan aura, sehingga terlihat semakin cantik. Calon pengantin putri juga dirias, namun terlebih dulu diawali prosesi Ngerik yang dilakukan Gusti Putri dilanjutkan abdi dalem paes.

"Prosesi ngerik dilakukan usia siraman. Ngerik artinya mencukur sinom atau rambut halus yang ada di dekat dahi. Setelah rambutnya kering, calon pengantin wanita mulai dirias dengan membuat cengkorongan paes, baru kemudian penata rias mulai ngerik lagi," tutur Ketua Bidang II Panitia Dhaup Ageng KRT Radyowisroyo

Selanjutnya, Calon pengantin putri diberi pakaian kain batik dengan motif Indra Widagda Jatmika yang merupakan varian motif Indra Widagda dengan paduan motif tradisional nitik. Kain motif yang digunakan mengandung harapan akan hadirnya ketenangan dan keharmonisan di hati kedua calon pengantin.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah