Yogyakarta Memiliki Tokoh Dwi Tunggal yang Kaya Keteladanan

- 22 Maret 2023, 21:09 WIB
 Sri Paduka Paku Alam VIII (kanan) bersama Presiden Soekarno (tengah) dan Sultan Hamengku Buwono IX di masa revolusi fisik 1945-1949.
Sri Paduka Paku Alam VIII (kanan) bersama Presiden Soekarno (tengah) dan Sultan Hamengku Buwono IX di masa revolusi fisik 1945-1949. /anri.sikn.go.id /

Ngarso Dalem HB IX juga merupakan inisiator perjuangan tentara dan rakyat dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Bersama Panglima Besar Jenderal Sudirman, ia menjalankan komando untuk menyerang kedudukan Belanda dan merebut kembali Kota Yogyakarta.

Ayah dari Sri Sultan Hamengku Buwono X ini juga terlibat aktif dan memberikan perhatian besar pada kegiatan kepanduan sejak masa kanak-kanak. Tak heran jika ia dijuluki sebagai Bapak Pramuka Indonesia.

Jasa HB IX dalam bidang Pramuka Indonesia tersohor hingga mancanegara. Sehingga pada 1973 ia dianugerahi Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM). Penghargaan ini merupakan penghargaan tertinggi bagi sosok yang dinilai berkontribusi besar dalam pengembangan pramuka.

Sementara, pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada KGPAA Paku Alam VIII, dilakukan pada Senin 7 November 2022 di Jakarta. Keputusan pemberian gelar tersebut termaktub dalam SK Presiden RI Nomor 96/TK/2022 tanggal 3 November 2022.

 Baca Juga: Panggilan Untuk Orang Bali Yang Harus Kamu Ketahui Saat Liburan Ke Bali

Seremonial penyerahan gelar dilakukan Presiden Jokowi kepada KGPAA Paku Alam X selaku perwakilan keluarga dan merupakan Adipati ke-10 Kadipaten Pakualaman.

KGPAA Paku Alam VIII yang terlahir dengan nama Bendara Raden Mas Harya Sularso Kunto Suratno. Semasa hidupnya banyak memberikan sumbangsih terhadap NKRI. Ia banyak terlibat dalam perjuangan Bangsa Indonesia sejak masa pendudukan Jepang, revolusi kemerdekaan hingga reformasi, termasuk mengembangkan seni olahraga di Provinsi DIY.

Tak hanya sebagai Raja Pakualaman dan Pejabat Gubernur, Sri Paduka PA VIII merupakan pejuang pengisi kemerdekaan RI. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memajukan pendidikan bagi rakyat di Kadipaten Pakualaman dengan memberantas buta huruf.

Sri Paduka PA VIII bersama Sri Sultan HB IX juga mengabdikan diri pada bidang pendidikan yakni dengan mendukung penuh berlangsungnya pendidikan di Yogyakarta. Hal tersebut dibuktikan melalui berdirinya perguruan tinggi seperti UGM, UNY, dan UIN. Selain itu juga mendirikan sekolah SD dan SMP Puro Pakualaman Kota Yogyakarta.

Pada 20 Mei 1998, semasa pemerintahan Sri Paduka Paku Alam VII yakni saat menjabat sebagai Pj. Gubernur DIY. Sri Paduka PA VIII bersama Sri Sultan HB X mengeluarkan maklumat untuk mendukung reformasi damai untuk Indonesia.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N

Sumber: jogjaprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x