Network
PORTAL JOGJA - Bangunan besar yang berada di Jl. Mondorakan 5, Kotagede, Jogjakarta itu tampak berdiri kokoh. Arsitekturnya menggambarkan akulturasi gaya bangunan Jawa dan Eropa.
Di depan, terpasang penanda bahwa bangunan itu adalah bagunan cagar budaya. Ya, bangunan itu konon sudah ada sejak tahun 1857.
Bangunan itu dulu dikenal dengan nama Wisma Proyodanan. Dalam berbagai catatan, Wisma Proyodanan terakhir dimiliki oleh Mulsim Anwar Pranoto, seorang pengusaha dari Solo.
Baca Juga: No Escape, Kisah Ekspat Buron Pemberontak
Namun setelah bencana gempa tahun 2006, bangunan tersebut rusak cukup parah dan akhirnya dijual. Kini bangunan tersebut telah dibeli oleh Nasir Tamara dan dinamai dengan sebutan Dalem Natan Royal Heritage.
Bangunan ini pernah dipinjam pemerintah untuk kantor kemantren, sebutan untuk pemerintahan tingkat kecamatan kala itu.
Yuni Dian Sari, cucu KRT Prodjo Sastro Sujitno mengatakan, sejak ia lahir (1973) hingga kelas 2 SD ia dan keluarganya tinggal di Wisma Proyodanan karena kakeknya menjabat sebagai Camat Kotagede.
Baca Juga: Ini 4 Alasan untuk Tak Menginstal iOS 14 Public Beta
“Tapi kami hanya dipinjami, boleh tinggal disitu. Eyang juga ngantornya di Proyodanan,” kata perempuan yang sekarang bermukin di Malang ini.
Saat kemantren berpindah lokasi ke Jl, Kemasan Kotagede (sekarang menjadi Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta), Proyodanan lebih banyak dimanfaatkan untuk fasilitas umum dan sosial, diantaranya sebagai tempat pengajian, khitanan massal hingga perhelatan pernikahan.
Hingga akhirnya bangunan itu sempat terbengkelai dan rusak akibat gempa tahun 2006. Kini, bekas kemantren (kantor kecamatan) yang telah berganti nama dan pemilik itu telah berbenah kembali dan siap menerima tamu yang ingin bermalam.
