Bertentangan Dengan Nilai Keagamaan, Sandiaga Uno Larang Game Fortnite

- 5 Juli 2021, 16:02 WIB
Tampilan game Fortnite.
Tampilan game Fortnite. /Foto : tangkapan layar Youtube digirambo rambo/

PORTAL JOGJA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno melarang permainan game online Fortnite. Larangan tersebut disampaikan melalui akun Instagram pribadinya pada Senin, 5 Juli 2021.

Sandiaga Uno menilai bahwa game Fortnite bertentangan dengan nilai luhur, khususnya dalam bidang keagamaan. “Game Fortnite secara langsung bertentangan dengan nilai-nilai luhur, khususnya keagamaan,” ujar Sandiaga Uno.

Sandiaga Uno juga menilai bahwa dengan adanya penyimpangan nilai keagamaan tersebut, dapat memicu aksi kekerasan dan perilaku tidak menghormati antar umat beragama.

Baca Juga: Fitur Musik Pada IG Story Instagram Sudah Hadir di Indonesia

Game Fortnite mengharuskan pemainnya untuk menghancurkan bangunan yang diduga mirip dengan Ka'bah untuk mendapatkan senjata dan naik ke level berikutnya.

Game buatan perusahaan Epic Games tersebut merupakan perusahaan Amerika yang berkantor pusat di Cary, California Utara. Diketahui game Fortnite merupakan salah satu game terbesar di dunia dengan pengguna sebanyak lebih dari 350 juta akun sebagaimana dilansir dari laman resmi epic games.

Perusahaan yang telah didirikan sejak tahun 1991 tersebut juga mengembangkan Unreal Engine, yang menggerakkan game-game terkemuka dunia dan juga diadopsi di berbagai industri seperti film dan televisi, arsitektur, otomotif, manufaktur, dan simulasi.

Baca Juga: Ramalan Shio 6 Juli 2021 Untuk Shio Kuda, Shio Kambing, dan Shio Monyet: Nikmatilah Sunset Dengan Segelas Teh

Menyoal games Fortnite, Sandiaga Uno dengan tegas memberi peringatan kepada beberapa pengembang permainan untuk berhati-hati.“Saya menginstruksikan kepada tim untuk mengkaji dan segera mengeluarkan larangan," tegas Sandiaga. "Kami juga ingin memberikan peringatan kepada beberapa pengembang permainan untuk berhati-hati,” sambungnya.

Sandiaga Uno menganalogikan digitalisasi, baik media sosial maupun permainan digital seperti dua mata pisau. Pada satu sisi, digitalisasi dapat membuka peluang usaha bahkan lapangan kerja. Akan tetapi di sisi lain digitalisasi juga dapat menjadi ancaman yang merugikan.

Halaman:

Editor: Siti Baruni


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah