Prospek Penerapan Hydropower Sebagai Sumber Energi Baru Terbarukan dan Tantangannya di Indonesia

- 3 Maret 2023, 05:29 WIB
Ir Suherman M.Tech, M.Eng saat memberikan pemaparan dalam diskusi di FTSP UII
Ir Suherman M.Tech, M.Eng saat memberikan pemaparan dalam diskusi di FTSP UII /UII/

PORTAL JOGJA - Permasalahan energi di Indonesia menjadi masalah yang serius dalam beberapa dekade terakhir. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, sehingga kebutuhan energi meningkat setiap tahunnya. Namun demikian, sumber daya energi yang dimiliki oleh Indonesia tidak sebanding dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat.

Hal tersebut terungkap dalam diskusi Coffee Morning Lecture bertajuk "Prospek dan Tantangan Penerapan Hydropower di Indonesia" di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (UII) Kamis 2 Maret 2023.

Hadir sebagai pembicara dalam diskusi Ir. Surahman M.Tech, M.Eng yang pernah menjabat sebagai Direktur Wakita Energi, dan Shakti Rahadiansyah dari Balai Besar Wilayah Sungai Opak Serayu.

Baca Juga: Menerawang Khazanah Pengobatan Tradisional Jawa di Pegunungan Batu Seribu Sukoharjo

Dalam pememaparannya Surahman mengatakan bahwa sumber energi yang visible yang memungkinkan dijadikan sumber energi di Indonesia ada tiga yakni air, panas bumi dan diesel.

"Dari semua sumber energi ebt itu saya mitigasi hanya 3 yang kenapa selama kita masih hujan selama air mengalir selama itulah istilahnya air itu akan menghasilkan debit debit dikalikan ketinggian itu akan menjadikan power kapasitif artinya apa, air adalah nomor satu insya Allah Indonesia negara yang terus-menerus hujan," kata Surahman.

Menurut Surahman energi kedua yakni geothermal (panas bumi). Indonesia adalah negara kepulauan dimana hampir semua pulau memiliki gunung berapi sehingga geothermal merupakan sumber energi yang dapat diandalkan. Namun demikian Indonesia masih kesulitan untuk melakukan eksplorasi energi geothermal karena besarnya biaya yang dibutuhkan.

"Kita tahu gunung salak di dalamnya kemudian magma nusantara di Bandung itu di dalamnya ada kotraktor Amerika dan di situlah tingkat kemahalannya, karena satu kluster ngebor itu sekalipun istilahnya ada tidak ada sumber uap itu kurang lebih 150 miliar sehingga efisiensinya kalau dari 10 pengeboran tuh paling 5 yang memungkinkan atau separuhnya, itu juga biayanya cukup besar," kata Surahman.

Baca Juga: Aplikasi PeduliLindungi Berubah Menjadi SATU SEHAT Per 1 Maret 2023

Dengan kondisi tersebut jika Indonesia mau mengembangkan energi geothermal pasti akan selalu melibatkan negara asing untuk melakukan eksplorasi.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x