UII Wisuda 1.070 Mahasiswa, Rektor Ingatkan untuk Gunakan Akal Sehat Jelang Tahun Politik 2024

- 3 Desember 2022, 14:54 WIB
Sebanyak 1.070 mahasiswa Universitas Islam Indonesia hari ini menjalani wisuda di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir, kampus terpadu UII Jalan Kaliurang Sleman, Sabtu 3 Desember 2022.
Sebanyak 1.070 mahasiswa Universitas Islam Indonesia hari ini menjalani wisuda di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir, kampus terpadu UII Jalan Kaliurang Sleman, Sabtu 3 Desember 2022. /Chandra Adi N/@portaljogja.com/

PORTAL JOGJA - Sebanyak 1.070 mahasiswa Universitas Islam Indonesia hari ini menjalani wisuda di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir, kampus terpadu UII Jalan Kaliurang Sleman, Sabtu 3 Desember 2022.

Dari 1.070 wisudawan tersebut sebanyak 116 merupakan ahli madia, 862 sarjana, 91 magister, dan 1 doktor. Sejak berdiri hingga saat ini, UII telah meluluskan lebih dari 110.000 alumni.

Kepada para wisudawan Rektor UII Yogyakarta Prof Fathul Wahid berpesan untuk tetap menggunakan akal sehat mengingat sebentar lagi bangsa Indonesia akan memasuki tahun politik yakni pemilihan presiden 2024.

Baca Juga: Daftar Lengkap Negara Lolos Babak 16 Besar Piala Dunia 2022, Saksikan Mulai Nanti Malam

"Tetaplah rawat akal sehat. Ini bukan hal mudah, ketika banyak dari kita tidak menjadi pemikir yang merdeka dan mandiri, serta cenderung mengikuti narasi publik yang seringkali dipenuhi dengan beragam kepentingan," pesan Fathul.

Menurut Fathul akal sehat bisa menepis beragam informasi salah atau hoaks yang berkembang dengan pesat, selain itu akal sehat menjadikan orang tidak mudah diadu domba atau menerima hasutan.

"Jika semua alumni mampu melakukannnya, maka akan terbentuk akal sehat kolektif, yang penting untuk merawat persatuan bangsa ini. Ini adalah warisan mahal dari para pendiri bangsa yang harus kita pertahankan. Kita sudah menjadi saksi sejarah, banyak bangsa yang hancur ketika persatuan tidak bisa dijaga," katanya.

Fathul juga mengingatkan pentingnya menjadi manusia yang dapat menerima perbedaan.

"Setiap orang mempunyai asal yang berbeda, pengalaman lampau beragam, dan aspirasi yang bervaiasi. Menghilangkan semua perbedaan tersebut dipastikan tidak mungkin. Persatuan bukan dibentuk karena semua seragam, tetapi atas dasar saling menghormati perbedaan dan sepakat mengedepanan persamaan," kata Fathul.

Fathul mengatakan bahwa perbedaan pendapat di tahun politik dipastikan ada dan merupakan hal yang sangat wajar. Untuk itu ia mengingatkan ketika itu terjadi, kembalikan kepada ilmu.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x