PORTAL JOGJA - Fakultas Teknologi Pertanian Universtas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan Smart Agricultural Enterprise Kedelai (SAE Kedelai) di Kabupaten Bantul.
Fakultas Teknologi Pertanian UGM bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian mengembangkan Program Smart Agricultural Enterprise dari hulu sampai hilir pada komoditas kedelai (SAE Kedelai) di Desa Selopamioro, Kabupaten Bantul,
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul mengembangkan varietas kedelai yang bisa ditanam di lahan pasir untuk meningkatkan produksi tanaman sebagai bahan dasar makanan.
"Kami akan coba budidayakan di lahan pasir, karena kami punya lahan pasir yang luasnya ratusan hektare yang belum digarap sekitar 80 hektare," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo seusai panen raya kedelai lokal di Desa Selopamioro, Bantul, Senin (14/3/2022).
Dalam pembudidayaan tanaman kedelai di lahan pasir selatan itu, Pemkab bersama petani berharap pendampingan dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM, seperti yang dilakukan pada program Smart Agricultural Enterprise dari Hulu sampai Hilirisasi pada Komoditi Kedelai (SAE Kedelai).
"Smart Agricultural Enterprise Kedelai dari hulu hingga hilir berbasis penerapan iptek kepada masyarakat usaha tani, pemerintah dan industri ini sebagai solusi atas permasalahan ketergantungan impor kedelai," kata Penanggung Jawab Kegiatan Penelitian sekaligus Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM Eni Harmayani di sat panen raya kedelai bersaa Rektor UGM Prof Panut Mulyono.
Menurut dia, kedelai merupakan sumber protein nabati yang menyehatkan, juga dikenal murah dan terjangkau oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Tetapi produksi kedelai dalam negeri hanya dapat memenuhi 10 persen dari kebutuhan kedelai nasional saat ini.
Sejarah menunjukkan produksi kedelai nasional tertinggi pernah dicapai sebesar 1,87 juta ton pada 1991 sampai 1992, namun setelah itu makin menurun.