PORTAL JOGJA - Tradisi menabung telah lama dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit, yang dilakukan dengan menyimpan uang di celengan terbuat tanah liat.
Bahkan pada masa itu, kegiatan menabung bukan hanya dalam bentuk uang, melainkan juga dalam bentuk bahan-bahan pangan seperti gabah dan aneka sayuran lainnya
Penyimpanan bahan pangan, yang biasanya berupa padi atau gabah dilakukan dalam sebuah bangunan yang disebut lumbung. Biasanya bahan pangan tersebut disimpan di lumbung setelah panen.
Majapahit saat itu terkenal sebagai lumbung pangan di Asia Tenggara sehingga tidak heran bila kemudian Majapahit membangun banyak lumbung di wilayahnya.
Baca Juga: Cinta Laura Kenakan Seragam SMA, Netizen Sebut Masih Pantas
Hampir setiap daerah di kerajaan Majapahit didirikan lumbung-lumbung tempat penyimpanan padi atau gabah.
Dilansir portaljogja.com dari Inspirasi Majapahit, lumbung terdiri komplek bangunan dikelilingi pagar dengan satu pintu masuk utama. Menariknya sekitar bangunan lumbung terdapat halaman depan yang hubungkan pintu gerbang utama dan halaman belakang.
Komplek bangunan tersebut tidak hanya lumbung saja masih ada bangunan lain diduga sebagai tempat tinggal yang dinamakan pakuwon yang dimiliki oleh orang-orang kaya, para bangsawan, dan kerabat raja.
Berbeda dengan pakuwon, rumah tinggal milik rakyat berdiri sendiri dan tidak berada dalam kompleks yang dilingkupi pagar keliling. Rumah tinggal tunggal sederhana tersebut berupa rumah berdinding papan yang berada di atas batur.
Baca Juga: Kalina Makin Kesal Pada Vicky Prasetyo, Umbar Bukti Vicky Kunjungi Mama Een Hanya Untuk Konten