Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah juga mengeluarkan pernyataan terkait tidak adanya nama pendiri NU di kamus itu.
Dalam unggahannya di Twitter @Fahrihamzah ia menyinggung beberapa soal yang akhir-akhir ini jadi perbincangan publik. Mulai dari ideologi hingga para pejabat.
"Kita hanya rakyat biasa, Kita tonton saja yang tidak biasa.. Mulai dari simpang siur ideologi negara, mondar mandir pejabat negara dan lakon di atas panggung sandiwara...," tulis Fahri Hamzah, 20 April 2021.
Selain itu, dalam unggahan yang sama, dengan mengatasnamakan rakyat biasa ia meminta kepada pemerintah agar jangan sampai merusak yang sudah ada.
"Tapi, sebagai rakyat biasa, kita hanya berharap satu saja pinta; Jangan Rusak Apa yang Sudah Ada!," katanya.
Sebelumnya, protes terhadap hilangnya KH Hasyim Asy'ari juga semat dilayangkan oleh NU Circle.
Ketua Umum NU Circle Gatot Prio Utomo memprotes Mendikbud Nadiem Makarim karena Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang diterbitkan Kemendikbud menghilangkan pendiri NU, Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari.
"Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari tetapi tidak ada 'entry' nama beliau sehingga berpretensi menghilangkan nama dan rekam jejak sejarah ketokohanya," kata Gatot dikutip dari situs resmi NU Circle, Selasa, 20 April 2021.
Baca Juga: Emas Antam Naik, Emas UBS Turun di Pegadaian Hari Ini Selasa 20 April 2021
Kekecewaan semakin memuncak karena hari-hari ini, warga nahdliyin sedang memperingati hari wafatnya Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari yang wafat pada 7 Ramadhan 1366 hijriah. ***