Kisah Penyelam IDRT dalam Operasi SAR Kecelakaan Pesawat, dari Air Asia Hingga Sriwijaya

- 22 Januari 2021, 08:18 WIB
Penyelam IDRT saat melakukan operasi SAR di laut
Penyelam IDRT saat melakukan operasi SAR di laut /dok. pribadi Bayu Wardoyo/IDRT/

PORTAL JOGJA - Kecelakaan pesawat komersial di Indonesia telah terjadi beberapa kali. Dalam 20 tahun terakhir terjadi 14 kecelakaan pesawat komersial yang merenggut korban jiwa.

Meski sebagian kecelakaan pesawat terjadi di darat, namun ada empat kecelakaan pesawat yang terjadi di laut.  Diantaranya Adam Air 574, Air Asia QZ8501, Lion Air JT-610, dan yang terakhir Sriwijaya Air SJ-182.

Indonesian Diver Rescue Team (IDRT) yang secara resmi dibentuk pada tahun 2014 menangani tiga dari empat kecelakaan pesawat tersebut.

Baca Juga: Gempa Besar Magnitudo 7,0 Goyang Kepulauan Talaud Sulawesi Utara, Ini Penjelasan BMKG

Meski baru terbentuk pada 2014, namun sebelumnya secara perorangan personil IDRT telah membantu pihak berwajib dengan kecelakaan yang terkait dengan dengan pencarian korban di laut. Misalnya saat mencari penyelam yang tenggelam, saat evakuasi kapal tenggelam KM Levina I dan KM Putri Krakatoa.

“Secara formal dibentuk IDRT pada saat kecelakaan Air Asia QZ8501 & mulai memiliki nota kesepahaman (MOU) dengan BASARNAS sebagai relawan resmi khusus untuk kecelakaan bawah air,” ucap Bayu Wardoyo, team leader IDRT kepada Portaljogja.com

Kecelakaan pesawat terbang komersial pertama yang jatuh ke laut adalah jatuhnya maskapai Adam Air dengan nomor 574 jurusan Surabaya-Manado yang terjadi pada tanggal 1 Januari 2007. Adam Air jatuh di Selat Makassar yang memiliki kedalaman 2000 meter. Tidak ada proses evakuasi jenazah di sini karena terlalu dalam.

Baca Juga: Hal Berbahaya dari Gunung Meletus yang Harus Diketahui

Kecelakaan kedua adalah Air Asia QZ8501 dengan rute Surabaya menuju Singapura. Kecelakaan ini terjadi pada tanggal 28 Desember tahun 2014. Sekitar 162 korban dari awak pesawat dan penumpang seluruhnya meninggal dunia. pesawat jatuh di Laut Jawa.

Membantu Basarnas, IDRT mengevakuasi jenazah korban dan memakan waktu hampir 3 bulan. Pencarian korban memakan waktu lama karena menemui kesulitan ketika mengambil jenazah dari dalam pesawat yang tenggelam di dasar laut.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N

Sumber: Bloomberg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah