Karni Ilyas Tanya Soal Ngabalin ke Novel Baswedan, Kenapa Dipisahkan dari Edhy Prabowo

- 2 Desember 2020, 17:16 WIB
Karni Ilyas bertemu dengan Novel Baswedan dan membahas OTT kasus suap benih lobster atau Benur Edhy Prabowo Menteri KKP.
Karni Ilyas bertemu dengan Novel Baswedan dan membahas OTT kasus suap benih lobster atau Benur Edhy Prabowo Menteri KKP. //Tangkap Layar Youtube//Karni Ilyas Club

PORTAL JOGJA - Komisi Pemeberantasan Korupsi (KPK) menangkap dan menetapkan Edhy Prabowo dalam kasus suap di Bandara Soekarno-Hatta.

Waktu itu Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin berada dalam satu rombongan tersebut.

Sejumlah pihak sempat mempertanyakan KPK tidak menciduk T Ali Mochtar Ngabalin meski berada dalam satu rombongan dengan Edhy Prabowo pada Operasi Tangkap Tangan (OTT).

Ngabalin termasuk orang yang menjabat di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Baca Juga: Buruh Yogyakarta Menilai Pemangkasan Cuti Bersama Akhir Tahun Salah Kaprah

Terkait hal itu penyidik senior KPK, Novel Baswedan membeberkan alasannya tidak turut membawa Ngabalin untuk diperiksa seperti diberitakan Galamedia.Pikiran-Rakyat.com dengan judul Ditanya Karni Ilyas Soal Ngabalin Dipisahkan dari Edhy Prabowo, Novel Baswedan: Saya Tak Bisa.

"Memang setiap proses upaya penangkapan atau tertangkap tangan, yang akan dilakukan untuk diamankan untuk diperiksa atau dilakukan penangkapan dalam hal tertangkap tangan itu adalah orang yang diduga sebagai pelaku, dengan syarat-syarat tertentu," ujar Novel Baswedan saat berbincang dengan wartawan senior, Karni Ilyas dalam tayangan video pada kanal Karni Ilyas Club.

Pihak yang turut dibawa saat penangkapan merupakan orang yang diperlukan keterangannya sebagai saksi untuk menjelaskan peristiwa dugaan korupsi.

"Selain itu, tentu tidak (ikut dibawa), siapapun dia. Bukan karena beliau adalah pejabat atau apapun, bukan, tapi karena kepentingannya diperlukan apa tidak," kata Novel dalam tayangan video tersebut.

Terkait peran Ngabalin, Karni pun merasa heran karena ia memisahkan diri pada saat petugas KPK menangkap Edhy Prabowo.

Baca Juga: Hari Ini Kasus Baru Covid-19 Sebanyak 5.533, Total 549.508 Kasus

"Saya kira itu nanti Humas KPK yang bicara, saya tak bisa wakili itu Pak Karni," jelasnya.

Sebelumnya Ali Mochtar Ngabalin mengaku melihat proses OTT Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) pada Rabu 25 November 2020 dini hari.

"Kan mereka datang, saya ada di situ, tapi awalnya abang tidak tahu itu KPK. Penjelasannya kami juga tidak tahu karena dari belakang jalan. KPK datang, yang bilang KPK itu orang-orang di situ. Sudah kan ada dua jalur tuh di Terminal III, mereka suruh 'Pak Ngabalin di sini saja'," kata Ngabalin, di Jakarta, Rabu 25 November 2020.

KPK melakukan OTT terhadap 17 orang termasuk Menteri KKP Edhy Prabowo dan istrinya Iis Rosita Dewi terkait dugaan kasus korupsi penetapan calon eksportir benih lobster.

OTT itu dilakukan Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 00.30 WIB, saat rombongan kembali dari Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat.

Baca Juga: Tiga Badan Otorita Pariwisata Bertemu di Yogyakarta, Samakan Persepsi Pengelolaan Destinasi Wisata

"Kami pisah tadi di bandara. Kami pisah karena kan tadi kan Bang Ali tanya, mereka kemukakan bahwa 'Pak Ngabalin di sini saja'. Itu isyarat untuk kita pisah rombongan," ujar Ngabalin.

Ngabalin lalu keluar dari Bandara Soekarno-Hatta dengan menjalani prosedur seperti biasa.

"Saya lalu mendatangi imigrasi, tes swab segala macam, keterangan swab kita di luar negeri. Jadi tidak langsung pulang, mesti tunggu, periksa barang apa segala macam. Normallah," ungkap Ngabalin.

Menurut Ngabalin, selama di Bandara Soetta, Edhy kooperatif dengan petugas KPK.

"Pak Edhy juga bagus, Pak Edhy juga sangat kooperatif. Teman-teman KPK juga melaksanakan tugas dengan baik. Enaklah tadi," kata Ngabalin.

KPK mengirimkan tiga satuan tugas untuk melakukan OTT terhadap Edhy tersebut termasuk satgas yang dipimpin penyidik Novel Baswedan.

Baca Juga: Libur Natal Mau Kemana ? KAI Tambah Frekuensi Perjalan Lho, Ini Daftarnya

Menurut Ngabalin, Edhy keluar negeri untuk melakukan tugas sebagai menteri.

"Abang sendiri menyaksikan luar biasa ini, ini lobi yang dilakukan oleh Pak Edhy ini kan membuka ruang komunikasi internasional kemudian mengomunikasikan juga dengan para konsul jenderal kita di Los Angeles, di San Fransico dan di Hawai," ujar Ngabalin.

Ngabalin mengaku ia bersama rombongan Edhy Prabowo mendatangi Oceanic Institute of Hawaii Pacific University.

"Kan Hawai itu pusat dunia induk udang Vaname, yang luar biasa Indonesia kan luar biasa sekali belum dikelola dengan baik. Jadi langkah-langkah yang dilakukan Pak Edhy luar biasa sebagai seorang menteri punya misi seperti itu. Saya bangga dan kagum," kata Ngabalin.

Ngabalin saat ini mengaku berada di rumah.

"Bang Ali sendiri alhamdulillah sekarang ada di rumah. Tadi habis live zoom rakor dengan Polisi Khusus KKP, sebagai pembina mereka minta saran masukan," ungkap Ngabalin.

Pada acara Mata Najwa suara Ali Mochtar Ngabalin terbata-bata saat bercerita detik-detik kronologi Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo dicegat KPK setibanya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Rabu 25 November 2020 dini hari.

Baca Juga: Kolonel Penerbang M Yani Amirullah Resmi Pimpin Lanud Adisutjipto Yogyakarta

Saat itu Edhy bersama rombongan pejabat tinggi lain di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) baru tiba usai sepekan melakukan lawatan kerja di Hawaii, Amerika Serikat (AS).

Ngabalin pun ada dalam rombongan tersebut. Dia adalah anggota Komisi Pemangku Kepentingan dan Konsultasi Publik KKP.

Itu jabatan lain Ngabalin di luar posisinya sebagai Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP).

Cerita itu diungkapkan Ngabalin dalam acara Mata Najwa yang disiarkan langsung Trans7, Rabu 25 November 2020 malam menyoal ramai pencokokan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

"Saya hanya mau mastikan, suara Anda terharu ini menahan tangis atau apa? Karena saya tidak bisa melihat langsung Anda. Anda sedang terharu ini?," Tanya Najwa.

"Iya. Saya terharu," jawab Ngabalin dengan suara terbata-bata.

Kepada Najwa, Ngabalin yang mengaku tidak tahu menahu kasus yang tengah menjerat Edhy, menyatakan bahwa dirinya bertanggung jawab menemani sahabatnya itu.

Menurut dia, itu adalah komitmen persahabatan dengan tidak meninggalkan teman yang tengah berada dalam kesulitan.

Baca Juga: Kolonel Penerbang M Yani Amirullah Resmi Pimpin Lanud Adisutjipto Yogyakarta

"Minimal dia melihat saya sebagai bentuk saya memberikan motivasi Anda harus kuat menghadapi," katanya.

Ia bercerita, malam itu Edhy beserta rombongan yang baru saja turun dari pesawat di teriminal 3 Soetta langsung dicegat sejumlah petugas KPK yang telah menunggu.

Ngabalin membantah bahwa Edhy telah diamankan oleh petugas sejak dalam pesawat dengan pengamanan ketat.

Dia bilang, Edhy baru ditemui petugas KPK sesaat setelah keluar dari pesawat yang dinaiki bersama rombongan, termasuk dirinya.

Edhy menurut Ngabalin juga kooperatif saat petugas mulai menjelaskan alasan datang malam itu. Namun, ia mengaku tak mengetahui pasti obrolan di antara mereka.

"Saya mau bilang komunikasi antara teman-teman dari KPK dengan Edhy itu sangat bagus. Sehingga kooperatif itu bisa berjalan dengan baik dan komunikasi itu bisa mendapat hasil yang baik," katanya.

Menurut Ngabalin, Edhy bersama sekitar empat sampai lima rombongan lain yang ditemui petugas KPK langsung diberi jalur khusus. Sementara dirinya, yang melihat dari belakang mengambil jalur lain.*(Galamedia/Dicky Aditya)

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x