Tradisi Berbuka dengan Bubur India di Masjid Pekojan yang Berusia Hampir 100 Tahun

- 25 Maret 2023, 04:27 WIB
Juru masak sedang membuat bubur India di ruang dapur Masjid Pekojan Kota Semarang.
Juru masak sedang membuat bubur India di ruang dapur Masjid Pekojan Kota Semarang. /jatengprov.go.id /

PORTAL JOGJA– Bagi warga Kota Semarang, tentu tidak asing dengan bubur India yang hanya ada di Masjid Jami Pekojan saat Ramadan. Hidangan tersebut biasa dibagikan secara gratis kepada warga sebagai hidangan berbuka puasa.

Ratusan warga berdatangan ketika mendekati waktu adzan Salat Maghrib tiba. Mereka terlebih dulu mengikuti pengajian di dalam masjid. Pengajian tersebut akan selesai ketika mendekati waktu adzan. Setelah itu, mereka akan duduk di bagian sisi kanan masjid.

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Perluas Jangkauan Perlindungan ke UMKM, Penerima KUR Bisa Ikut

Di bagian masjid tersebut, pengurus masjid telah terlebih dulu menata mangkuk ukuran kecil berisikan bubur India. Mangkuk itu berjajar rapi dengan dilengkapi satu gelas minuman hangat baik teh maupun susu coklat, serta sepotong buah semangka. Warga menempatkan diri di titik dekat mangkuk. Begitu adzan bergema, mereka segera menyantap bubur India dan lainnya.

Pengurus dan Takmir Masjid Pekojan menyediakan 150 porsi bubur India dan yang dibawa pulang bisa lebih dari 150 porsi. Karena masyarakat sekitar masjid banyak yang membawa pulang bubur. Penyediaan bubur India ini akan berlangsung sampai malam Lebaran Idul Fitri tiba.

Ali yang merupakan salah satu juru masak bubur India dan generasi keempat pembuat bubur India di Masjid Pekojan ini mengatakan bahwa kegiatan buka bersama dengan menu bubur India sudah berlangsung hampir 100 tahun.

Setiap kali membuat bubur, pengurus masjid menghabiskan sekitar 22 kilogram beras per hari. Takaran beras sejumlah itu bisa menghasilkan 300 porsi bubur. Dengan dipadu santan kental hingga rempah seperti serai, kayu manis, jahe, daun salam, wortel, onclang, dan bawang merah.

Proses pembuatannya dimulai sejak pukul 11.00 WIB. Proses masak harus selesai ketika waktu Salat Ashar tiba, karena selepas Ashar, pengurus masjid harus membagikan bubur ke mangkuk.

Baca Juga: Hasil BRI Liga 1: Persik Vs Persita 3-1 Tim Macan Putih Taklukan Pendekar Cisadane

Disinggung mengenai sejarah bubur India di Masjid Pekojan, Ali membeberkan, hal itu bermula dari adanya pedagang asal India yang berdagang ke Semarang. Mereka tidak hanya berdagang tapi juga berdakwah. Selama di Semarang, mereka berdomisili di Masjid Pekojan dan sekitarnya. Karena sering bertemu, maka orang lokal diberi tahu bumbunya atau mengajak membuat bubur India.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N

Sumber: Jatengprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x