Network
PORTALJOGJA – Perayaan hari besar keagamaan di Indonesia biasanya diperingati dengan meriah dan ramai. Namun dalam perayaan Hari Nyepi bagi umat agama Hindu di Indonesia malah sebaliknya.
Saat perayaan Hari Nyepi yang merupakan tahun baru Saka. Seluruh umat Hindu wajib mematuhi Catur Brata penyepian yang sangat wajib hukumnya. Mulai dari Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan, dan Amati Lelanguan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai nilai dan filosofi hari Nyepi yang dirayakan Umat Hindu yang mayoritas tinggal di Pulau Bali.
Filosofi Hari Nyepi
Biasanya dua hari sebelum Nyepi, para umat Hindu akan melakukan penyucian dengan melangsungkan upacara Melasti atau upacara penyucian.
Baca Juga: 10 Ucapan Hari Nyepi Tahun 2023 dalam Bahasa Bali dan Indonesia
Biasanya upacara ini akan dilangsungkan di Pura dan diarak menuju ke Pantai maupun Danau. Karena bagi para umat Hindu, danau maupun pantai ini merupakan salah satu sumber air atau yang bisa disebut juga dengan tirta amerta, dan sangat diyakini bisa menyucikan segala hal yang kotor, maupun menjadikan manusia (umat Hindu) menjadi kembali suci.
Selain melangsungkan Melasti, para umat Hindu juga wajib mematuhi catur brata penyepian yang berisi empat pantangan. Catur Brata ini adalah pantangan dengan tidak menggunakan maupun menghidupkan api, tidak bekerja, tidak bepergian dan tidak mendengarkan hiburan, seperti lagu maupun menonton televisi.
Hal lain yang perlu diketahui juga, sehari sebelum melangsungkan Hari Raya Nyepi, umat Hindu juga harus melaksanakan upacara Bhuta Yadnya yang harus diikuti oleh masing-masing umat.
Fakta Unik Perayaan Nyepi di Bali
Di Hari Raya Nyepi di Pulau Bali ini bisa menghemat emisi dari gas karbondioksida sebanyak kurang lebih 20.000 ton dalam sehari. Selama Nyepi, para warga Bali juga sudah berkontribusi dengan mengurangi polusi udara di dunia.
