Perempuan di Afghanistan Dilarang Bekerja, Juru Bicara Taliban Sebut Tidak Ada Diskriminasi

22 Agustus 2021, 14:55 WIB
Nasib Perempuan Afghanistan Setelah Taliban Berkuasa: Dijanjikan Pendidikan dan Kebebasan Berpendapat /Parwiz Parwiz/REUTERS

PORTAL JOGJA – Setelah Afghanistan kini dikuasai kelompok Taliban, sejumlah aturan akan diberlakukan sesuai hukum Syariah, termasuk aturan yang menyangkut kaum perempuan.

Taliban telah berjanji bahwa perempuan di Afghanistan akan memiliki hak “dalam batas-batas hukum Islam,” atau Syariah, di bawah aturan mereka yang baru didirikan. 

Seperti dikutip dari New York Times, ketika Taliban memerintah Afghanistan di masa lalu, mereka memberlakukan aturan yang ketat, melarang perempuan bekerja di luar rumah atau meninggalkan rumah tanpa wali laki-laki, menghilangkan sekolah untuk anak perempuan, dan secara terbuka mencambuk orang-orang yang melanggar kode moralitas kelompok.

Baca Juga: 17.000 Warga Dievakuasi dari Afghanistan, 2500 Adalah Warga Amerika Serikat (AS) dalam Seminggu Terakhir

Usai kelompok Taliban menguasai dan mengambilalih pemerintahan Afghanistan, mereka membuat aturan tegas melarang para perempuan untuk bekerja. Wartawan perempuan di Afghanistan mengatakan bahwa mereka dilarang bekerja oleh Taliban yang telah mengambil alih kendali Negara.

Taliban mengatakan bahwa perempuan di Afghanistan dilarang bekerja dan baru akan diizinkan untuk bekerja jika sesuai dengan hukum Syariah.

 

Shabnam Khan Dawran, pembawa berita di RTA (Radio Television Afghanistan) mengatakan bahwa Taliban tidak mengizinkannya memasuki kantornya untuk melanjutkan pekerjaannya.

"Saya ingin kembali bekerja, tetapi sayangnya mereka tidak mengizinkan saya bekerja. Mereka mengatakan kepada saya bahwa rezim telah berubah dan Anda tidak dapat bekerja," kata Dawran dikutip seperti dikutip dari DNA India.

Wartawan lain, Khadijah mengatakan bahwa dia juga dilarang oleh Taliban untuk bekerja.

"Saya ke kantor tapi tidak boleh masuk. Nanti rekan-rekan lain juga dilarang," ujar Khadijah..

"Kami berbicara dengan direktur baru kami yang telah ditunjuk oleh Taliban," sambungnya.

Khadijah mengatakan bahwa Taliban mengatakan kepada mereka bahwa keputusan akan segera dibuat tentang pekerjaan mereka.

“Ada perubahan program, mereka menayangkan program yang diinginkan, tidak ada presenter perempuan dan jurnalis perempuan,” kata Khadijah.

Hal ini bahkan ketika Taliban dalam konferensi pers pertama setelah mengambil alih Afghanistan mengatakan bahwa hak-hak perempuan akan dihormati dengan kerangka hukum Islam.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Hadiahi Mobil Untuk Dokter Yang Menolongnya Saat Kritis dan Terancam Meninggal

Artikel ini pernah dimuat di PikiranRakyat-Cirebon.com dengan judul Usai Kuasai Afghanistan, Kini Taliban Melarang Para Perempuan untuk Bekerja.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid meyakinkan bahwa kelompok itu berkomitmen untuk memberikan hak-hak perempuan berdasarkan Islam.

“Taliban berkomitmen untuk memberikan hak-hak perempuan berdasarkan Islam. Perempuan dapat bekerja di sektor kesehatan dan sektor lain di mana mereka dibutuhkan," ucapnya.

"Tidak akan ada diskriminasi terhadap perempuan.” lanjutnya.

Taliban juga telah mengumumkan "amnesti umum" untuk semua pejabat pemerintah Afghanistan dan mendesak mereka untuk kembali bekerja, termasuk wanita asalkan sesuai dengan hukum Syariah.*** (Putri Amalia Zubaedah/PikiranRakyat-Cirebon.com)

Editor: Chandra Adi N

Sumber: Pikiran Rakyat Cirebon

Tags

Terkini

Terpopuler