Network
PORTAL JOGJA – Ari Lasso telah mengungkapkan, dirinya terkena kanker langka yang menyerang limfanya. Akibatnya organ yang berperan untuk mendukung kekebalan tubuh itu pun harus diangkat.
Meski demikian, Ari Lasso tetap harus menjalani kemoterapi pasca operasi. “Tidak ada penyebaran pun tetap harus kemo,” ungkapnya saat tampil dalam podcast Deddy Corbuzier yang diunggah melalui kanal YouTube Deddy Corbuzier.
Meski berusaha tegar saat mengetahui kanker yang ia derita adalah kanker limfa stadium 2, namun Ari Lasso memiliki ketakutan saat mengetahui harus menjalani kemo. Ia takut mengalami rambut rontok dan berujung kebotakan.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 8 September 2021: Reyna Kritis, Al Tanya Mama Rosa Soal Rahasia Keluarga
“Itu kalimat pertama saat dokter ngomong kemo,” kisah Ari. Sambil tertawa ia mengaku, dokternya pun tertawa dan tak habis pikir dengan kekhawatirannya tersebut. “Orang-orang takut yang lain, mas Ari takut botak,” ujar Ari Lasso menirukan sang dokter.
Lebih konyol lagi, Ari Lasso pun lantas meminta sang istri untuk browsing di internet tentang wig. “Bini gue gue suruh searching produsen wig terbaik,” ungkapnya sambil tergelak.
Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Ari Lasso memang sering terlihat paling memperhatikan penambilan bagian dahinya yang agak lebar dan selalu berusaha menutupinya dengan rambut depannya. Ia tak membayangkan jika suatu hari harus mengalami kebotakan.
Baca Juga: Happy Salma Unggah Foto Minum Kelapa Muda, Netizen Puji Kecantikannya
Namun ternyata ketakutan Ari Lasso akan mengalami kebotakan hanya merupakan salah satu dari ketakutan yang ia alami saat divonis mengalami kanker limfa. Ia menyebut, dua kakak perempuannya juga merupakan survivor kanker. “Stadium 3 dan 4,” ungkap Ari sambil menyebut memiliki riwayat kanker dari garis ibunya.
Mantan vokalis grup band Dewa 19 itu mengaku tak ingin dikasihani . Hanya saja Ari Lasso mengakui jika istrinya terpukul mengetahui dirinya mengalami kanker limfa. Sementara dirinya memilih untuk menerima ujian dari Tuhan tersebut.
