Network
PORTAL JOGJA – Komposer Indonesia Addie MS harus menahan kerinduan untuk berkegiatan bersama anak-anak sekolah. Sejak pandemic Covid-19, Addie MS tak bisa lagi mengadakan kegiatan dengan anak sekolah seperti yang biasa ia lakukan sejak tahun 2000-an.
“Pandemi ini bukan hanya membuatku rindu konser, tapi rindu bercengkrama dengan anak-anak sekolah,” ungkap suami Memes itu melalui cuitan di akun Twitternya. Addie MS pun mengunggah cuplikan video yang menampakkan keakrabannya dengan anak-anak saat mengenalkan alat musik.
Menurut Addie MS, musik sangat bermanfaat sebagai alat pendidikan, terutama paa anak-anak. “Sepuluh tahun pertama anak, adalah masa yang paling menentukan dalam pembentukan karakter mereka,” terang Addie.
Baca Juga: Proses Syuting Film 'Mission: Impossible 7' Dihentikan Setelah Anggota Tim Produksi Positif Covid-19
Hal itu pula yang menurut Addie membuat negara-negara maju dunia memanfaatkan musik sebagai alat pendidikan. Melalui musik, anak-anak akan berlatih kedisiplinan dan presisi dengan membaca notasi musik yang matematis dan terperinci dengan otak kirinya.
Saat kemudian anak memainkan instrumennya, maka anak akan diasah kepekaannya dan didorong imajinasinya dengan menggunakan otak kanan.
Sehingga bisa dikatakan bahwa bermain musik merupakan kegiatan yang mengaktivasi otak kiri dan kanan secara simultan. “Antara kedisiplinan, akurasi dan kreativitas,” tulis Addie lagi.
Addie juga mengungkapkan, di Jepang dan negara maju lain sekolah dasar tak terlalu mengutamakan ilmu pengetahuan. “Tidak menyibukkan anak dengan hapalan, menilainya dengan angka atau ranking,” ungkap Addie. “Tapi lebih pada pembinaan kedisiplinan, kepedulian pada lingkungan dam empati,” Addie melanjutkan.
Hanya saja Addie menyayangkan, di Indonesia musik masih dilihat sebagai alat hiburan, bukan alat pendidikan. Padahal musik juga dapat digunakan untuk melatih anak mengapresiasi perbedaan.
