Ekonomi Digital Dapat Membantu Jadi Solusi Ditengah Ancaman Risiko Inflasi

- 18 Oktober 2022, 04:57 WIB
Ilustrasi inflasi.
Ilustrasi inflasi. /Pixabay/Tumisu/

PORTAL JOGJA – Mayoritas negara di dunia sedang mengalami inflasi dengan tingkat yang bermacam-macam. Beberapa negara seperti Turki, Sri Lanka, Argentina, dan Iran mengalami inflasi dengan tingkat di atas 50 persen pada tahun ini dan diproyeksikan belum akan kembali normal dalam
waktu yang dekat.

Ekonomi dunia sempat terpukul sepanjang 2020 akibat pandemi Covid. Kondisi tersebut pun semakin diperparah dengan terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina sejak Februari 2022 hingga sekarang.

Kedua negara tersebut memegang peranan penting dalam rantai pasok global, yakni terkait produk pangan, pupuk, maupun energi.

Baca Juga: Tingkatkan Produktivitas UMKM dengan Inkubasi Bisnis dan Inovasi Teknologi

Kondisi Indonesia sendiri pun perlu diwaspadai, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi bulan September 2022 melonjak 1,17% secara bulanan.

Inflasi bulan September ini merupakan yang tertinggi sejak Desember 2014. Lonjakan inflasi pada September lalu sudah diramal banyak analis dan ekonom
ketika Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi pada 3 September lalu.

Berbagai kebijakan telah ditempuh pemerintah untuk menekan laju inflasi, salah satunya dengan mengoptimalisasi ekonomi digital di Indonesia. Pengembangan ekonomi digital di Indonesia sendiri semakin berkembang didorong dengan adanya pergeseran perilaku masyarakat yang cenderung menggunakan platform digital di berbagai sektor.

Berdasarkan hasil riset dari Google, Temasek, dan Bain & Company, Gross Market Value (GMV) dari ekonomi digital Indonesia mencapai US$70 miliar pada 2021, menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Potensi ekonomi digital tersebut pun masih akan terus tumbuh ke depannya. Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, tingkat pertumbuhan majemuk (Compound Annual Growth Rate/CAGR) dari ekonomi digital Indonesia sebesar 20%, sehingga GMV-nya akan menjadi US$146 miliar pada 2025.

Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia mengatakan ekonomi digital kami yakini dapat membantu perkembangan ekonomi dengan lebih cepat, contoh paling nyata misalnya kita mampu memangkas rantai pasok produk pangan ke konsumen.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x